"Ra, simpan di meja makan, untuk nanti takjil. Ibu mau masak dulu." Ibu menyuruh Rara menyimpan toples kue yang gagal.
Dengan girang Rara membawa toples itu. Harumnya membuat ia tidak sabar ingin segera berbuka. Dipandanginya kue-kue itu."
"Bu, Rara mau misahin sekarang ya, kuenya."
"Buat apa? Kan tetap saja dimakannya nanti."
"Rara mau pisahin kue yang tidak gosong."
"Tidak perlu, nanti saja."
"Bu, apa salahnya sih, kue yang di lemari itu sebagian dimakan sekarang, tidak menunggu Lebaran." Ujar Bapak.
"Ih jangan. Lebaran kan suka banyak tamu, Pak."
"Bu, biasanya tamu tidak makan semua kue yang disuguhkan. Paling cuma nyicip sedikit, di rumahnya juga mereka punya. "
"Pak, buat kita orang tua enggak ada kue tidak masalah. Ibu gak mau lihat Rara sedih, di rumah teman-temannya punya kue, sementara di rumah sendiri tidak ada."
Rara yang mendengar ucapan ibunya, mengerutkan kening, dalam hatinya ia berkata, perasaan ibu yang semangat bikin kue, bapak yang banyak makannya, aku cuma suka bantu bikinnya biar bisa main adonan.