[caption caption="gambar diambil dari www.ayobuka.com"][/caption]Minggu ketiga terinspirasi lagu
“Kita putus.”
Aku ternganga. Mataku melebar tak percaya, “Apa? Pu—tus?”
Bimo mengangguk. “Iya. Kita nggak cocok, Ras. Jadi untuk apa hubungan ini diteruskan.”
Argh, aku mengerang frustasi. Kejadian seminggu lalu masih kuingat jelas.
Bimo sialan!
Seenaknya dia memutuskan hubungan kami. Padahal aku sudah memimpikan menjadi pengantinnya. Alih- alih dilamar, yang ada hubungan kami berakhir.
“Ya udah sih, Ras. Nggak usah lo pikirin tuh cecunguk satu.” Aku menoleh. Nada tersenyum menatapku.
“Iya, Ras. Seharusnya lo bersyukur, berarti Tuhan sudah mempersiapkan jodoh yang lebih baik dari Bimo.” timpal Yohana yang duduk di sebelahnya.
“Lagian cowok playboy macam dia apa yang lo harapin sih, Ras.” Kini giliran Nancy yang berkomentar. “Untung belum married. Gimana kalau udah? Makan hati hidup lo.”
Aku terdiam berpikir. Ketiga sahabatku benar, mengapa aku masih sibuk memikirkan Bimo. Dengan beralasan terlalu banyak perbedaan diantara kami, dia memutuskanku. Padahal kenyataannya tiga hari lalu aku menemukannya berjalan dengan gadis lain.
Ck, playboy tengik!
“C’mon Ras. Lupakan bajingan itu!” Nada menarikku mengikutinya. “Kita kesini mau shopping. Senang- senang,”
“Sekalian tebar pesona. Tuh banyak cowok cakep berkeliaran.” Aku tergelak dengan seloroh Nancy.
“Tenang saja dear. Rugi banyak dia ninggalin lo. Tunjukin kalau dunia lo baik- baik saja tanpanya.”
***
Sumber Inspirasi Shaden - Dunia Belum Akhir
Karya Ini Diikutsertakan untuk Memeriahkan HUT Perdana Rumpies The Club
[caption caption="RTC/facebook"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H