Mohon tunggu...
Imas Siti Liawati
Imas Siti Liawati Mohon Tunggu... profesional -

Kunjungi karya saya lainnya di www.licasimira.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FABEL] Oli, Sang Lumba-lumba

7 November 2015   13:32 Diperbarui: 7 November 2015   13:46 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imas Siti Liawati. No.32

 

 

“GOOD JOB, OLI!”

Oli mendesah. Pertunjukan selesai. Tepuk tangan membahana. Bahkan beberapa diantaranya menyempatkan berdiri dengan teriakan- teriakan penuh sukacita. Tunggu sebentar lagi, akan ada beberapa orang dewasa maupun anak- anak yang meminta berfoto dengannya. Dan dia mau tak mau harus melayani keinginan mereka.

“Oli, come here!”

Tuh, terbukti kan! Gumam Oli dalam hati. Di sisi kolam tampak dua orang dewasa berlainan jenis dengan dua orang anak perempuan yang berbeda usia. Senyum mereka mengembang sempurna. Benar- benar keluarga bahagia. Ck, aku rindu ibuku!

“Ayo, Oli! Lakukan dengan cepat atau kau takkan dapat makan hari ini.” Boi, temannya juga harus melakukan hal sama. Berfoto. Ia dan Boi masing- masing akan mencium salah satu anak. Kedua anak tersebut tampak tersenyum senang. Yang terkecil sedikit terlihat ragu tetapi melihat kakaknya bersemangat tak urung gadis kecil itu ikut bersemangat. Ah, dia sudah biasa menemukan seperti ini. Bahkan beberapa anak ada yang menjerit dan menangis, tetapi tetap saja foto akan dilakukan. Sebagai kenangan. Tapi sejujurnya mereka takkan pernah tahu apa yang kurasakan. Ah, mana peduli?

Entah sudah berapa lama Oli berada di sini. Ia lupa. Hampir setiap hari waktunya dihabiskan untuk bermain bersama dengan teman- temannya. Ya tidak hanya si Boi tentunya. Permainan mereka menyenangkan, ada saatnya saling melompat bersama, menyambar bola, melewati hula hoop atau juga cincin api. Sungguh permainan yang menyenangkan yang takkan dapat ia temui di lautan, tempat asalnya dulu. Tetapi itu dilakukannya harus dan harus, karena jika ia berhasil mengikuti keinginan para manusia yang disebut pelatih ia akan diberi makan ikan atau makanan enak lainnya.

Jadi hal itu membuat dirinya dan teman- teman harus berusaha keras menyelesaikan permainan.

Aku ingin pulang!

Oli menghela nafas berat. Dulu mungkin ia pernah bermimpi untuk merasakan kehidupan di luar laut. Dan Tuhan memang mengabulkan doanya. Suatu ketika sekumpulan orang menjaring tubuh kecilnya lalu membawanya ke daratan. Oli senang? Tentu saja! Semua hal berbeda bisa dia temui di darat. Orang banyak dengan aneka warna, makanan yang tak perlu susah payah dicarinya dan juga paus pembunuh yang suka menangkap kerabatnya. Tetapi seiring waktu berjalan, Oli sadar jika lautlah yang terbaik. Di laut meskipun menyeramkan tak lebih seram daripada tempat tinggalnya sekarang. Sebuah kotak sempit seukuran tubuhnya yang membuatnya tak leluasa. Kolam tempatnya tampil pun hanya sebuah kolam kecil, berbeda dengan lautan tak berbatas.

Walaupun makan harus susah payah mencari dan mengejar ikan- ikan kecil, ternyata itu lebih baik daripada makan ikan enak saat tubuh didera kelelahan setelah sesi bermain bersama teman- temannya berakhir.

Laut mungkin asin tapi tidak membuat matanya pedih dan tubuhnya terluka. Entah apa yang dimasukkan kedalam kolam hingga membuat tubuhnya tersakiti.

Arrghh, Oli mengerang frustasi. Entah kapan semua ini akan berakhir? Ia ingin cepat mati saja, supaya tak lagi merasakan kesakitan ini.

“Oli, makanlah!” Sebuah seruan dari lelaki berseragam yang biasa melatihnya. Lelaki itu melemparkan ikan segar ke arahnya.

“Kerja bagus hari ini! Besok lagi!”

***

Lampung, November 2015

(ISL)

*gambar diambil dari www.playbuzz.com

 

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community 

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community 

  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun