Tidak jarang orang tau tradisi warga di Dusun Sengerang, Desa Planjan, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta ini. Salah satu tradisi yang masih terus berjalan dari nenek moyang hingga saat ini dinamakan “Arisan”. Arisan merujuk defnisi berarti kegiatan dimana sejumlah orang mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama dan kemudian terjadi undian diantara mereka untuk menentukan siapa yang akan menerima uang tersebut. Undian dilakukan secara berkala sampai semua anggota memiliki uang tersebut.
Namun, terdapat sedikit perbedaan pada arisan yang dilakukan oleh masyarakat di Dusun Sengerang ini. Biasanya Arisan hanya menjadi acara rutinan biasa,namun disini bagai ajang silaturahmi dan pertemuan secara resmi. Bagaimana tidak, acara ini dihadiri oleh ibu-ibu, Mahasiswa/I KKN, pengurus PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) serta kepala dukuh dengan serentak memakai setelan khas dan formal yang sama yakni batik.
Menurut ibu Sarti saat diwawancarai pada Jum’at (03/08/2024) mengatakan bahwa kegiatan Arisan ini selain memuat urusan uang tetapi juga pembinaan dari Ibu dan Bapak Kepala Dukuh yang memerlukan partisipasi ibu-ibu di Dusun Sengerang “acara-acara, pembinaan. Ya.. terus pembinaan (dari) Pak Dukuh Bu Dukuh itu”.
Arisan ini akan dilaksanakan setiap Jum’at legi pertama di tiap bulannya. Berlangsung pada jam jam 13.00 WIB, diawali dengan penyebutan tiap nama ibu-ibu di dusun tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pengurus PKK. Namun berbeda denga arisan pada umumnya, dimana uang yang dikumpulkan akan diberikan kepada masing-masing individu secara bergiliran. Disini, uang yang sudah dikumpulkan tersebut akan dipakai oleh kebutuhan umum warga sendiri.
Ibu Sarti lanjut menjelaskan bahwa arisan ini memiliki manfaat dan trasnparansi keuangan yang jelas bagi ibu-ibu “Ini toh.. nanti kalau ada kebutuhan, ada posyandu, selain itu ada tamu-tamu itu tuh.. dikeluarkan”
Setelah selesai, kegiatan akan dilanjutkan dengan acara lebih resmi, dibawakan oleh pemandu acara dengan menyanyikan Indonesia Raya dan Mars PKK menambah riuh semangat ibu-ibu pada pertemuan ini. Lebih serius, pembinaan dari ibu dan bapak dukuh memuat berbagai hal terkait dusun seperti menjaga kebersihan, pengelolaan arus media informasi, sensus data penduduk, serta persiapan menjelang Hari Peringatan Kemerdekaan RI ke-79.
“Uniko kita menyongsong semangat 17, itu nggeh.. hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Uniko mengadakan opo.. nggeh, mengibarkan bendera uniko dari tanggal setunggal. Monggo uniko ibu-ibu mangke seumpami uniko dalem uniko nggeh ngibarken nggeh”
Kegiatan sekaligus tradisi padukuhan ini tentunya menciptakan kebermanfaatan bagi warga sendiri dan menjadi contoh bagi dusun dan desa lain dalam menciptakan kegiatan yang membangun silaturahmi, pengelolaan keuangan serta pembinaan agar warga tetap hidup rukun dan saling gotong royong.