Buku ajar tentu bukan hal yang asing bagi seorang guru. Ibarat dua sisi mata uang, guru dan buku ajar keduanya tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki hubungan yang erat.
Di setiap sekolah pasti memiliki latar belakang, kondisi sosial ekonomi, kemampuan  yang berbeda-beda. Oleh karena itu kita tidak boleh "memaksakan" materi yang sama di sekolah dengan berbagai karakteristik yang berbeda.
Alhamdulillah, di pertemuan ke-5 ini kami akan mengetahui cara untuk menaklukkan tantangan menulis buku ajar. Bersama narasumber yang kompeten di bidangnya didampingi moderator yang pandai membuat pantun serta kata-kata yang membuatku terlena dibuatnya.Â
Narasumber kami kali ini yaitu Bu Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd dan moderator bunda Lely Suryani, S.Pd.SD Â akan menuntun langkah kami peserta KBMN 32 untuk membuat buku ajar sesuai karakteristik siswa. Berikut profil narasumbernya: https://www.kompasiana.com/mudaisriyah/679cac0ced64150ec457de52/profil-mudafiatun-isri
Menulis buku ajar bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi juga menginspirasi dan memudahkan pembaca dalam memahami konsep secara sistematis. Buku ajar yang baik tidak hanya informatif, tetapi juga menarik, relevan, dan aplikatif. Adapun tujuan menulis buku ajar, diantaranya:
1. Mempermudah transfer ilmu kepada mahasiswa/siswa.
2. Menyediakan referensi yang sesuai dengan kurikulum sebagai staandar kita yang harus diikuti.
3. Â Meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Â Menambah portofolio akademik dan pengakuan ilmiah bagi penulis.
Agar buku ajar yang kita buat memberikan inspiratif, maka ikuti langkah berikut ini:Â
1. Menentukan tujuan dan target pembaca: siswa, mahasiswa, profesional, atau umum.