Mohon tunggu...
Imas Masitoh
Imas Masitoh Mohon Tunggu... Guru - Guru SD yang baru saja selesai mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 8

Saya nimas, guru SD yang ingin terus konsisten belajar menulis meski menghasilkan karya tulisan yang sederhana semoga bisa menjadi pemicu untuk menjadi penulis yang bisa memberi inspirasi bagi pembaca. Senang sekali di bergabung di kompasiana karena bisa menyalurkan hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita di Balik Semangka Manis Merah Merona

15 September 2024   22:14 Diperbarui: 15 September 2024   23:19 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi gini, sahabat. Semangka itu diambil secara gratis dari petani semangka di daerah Cihonje kecamatan Sumur asalkan yang mau mengambil semangka tersebut harus mau memilih biji dari semangkanya. Yang diinginkan petani adalah biji semangkanya karena harganya yang menurutku sih fantastis ya, setiap biji semangka kering dijual ke sebuah perusahaan dengan harga Rp2.500.000 per kilo. Luar biasa. Bikin penasaran aja ini biji semangka mau dibuat apa ya bisa dijual semahal itu. Bahkan mengalahkan harga cengkih yang biasa dijual mahal di daerah ini. 

Untuk menjawab rasa penasaranku , maka suami mengajak aku untuk datang ke daerah Cihonje tempat perkebunan semangka. Kebetulan pula ada saudara sepupu dari suami yang bekerja di sana. Banyak cerita yang saya dapatkan dari beliau. 

Dokpri: petani semangka 
Dokpri: petani semangka 

Berdasarkan cerita dari saudara sepupu suamiku itu, proses biji semangka sampai bernilai Rp 2,5 juta itu tidaklah mudah. Mereka harus menyewa tanah yang cocok untuk menanam semangka, memupuk, merawat dan menjaganya bak ratu istimewa. Ada istilah "nyincinan"  dan "ngawinkeun" juga untuk mendapatkan kualitas semangka yang bagus dan berbiji banyak. Berdasarkan cerita beliau 2 mobil semangka akan mendapatkan sekitar setengah karung biji semangka. 

Setelah mendapatkan biji semangka tersebut ternyata masih ada proses berikutnya yaitu mencuci biji semangka dengan sangat hati-hati tidak boleh di air sembarangan. Katanya sih, kalau mau mencuci biji semangka harus pakai air dari daerah Citangkil saja yang jaraknya lumayan jauh dari tempat perkebunan tersebut. Belum lagi petani di perkebunan tersebut harus benar-benar kuat fisik dan mentalnya karena mereka hanya tinggal di saung-saung kecil buatannya sendiri yang sangat sederhana. Luar biasa ya perjuangan mereka. 

Yang membuat aku masih penasaran, kira-kira untuk apa ya biji semangka tersebut? Karena ketika aku tanyakan ke petani mereka juga tidak mengetahuinya. 

Dokpri: pengalaman pertama datang ke kebun semangka 
Dokpri: pengalaman pertama datang ke kebun semangka 

Apakah sahabat ada yang tahu untuk apa biji semangka itu? Balas di komentar ya!!. Terimakasih.

Salam literasi 

Salam Persahabatan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun