Sahabat Kompasiana, hari ini saya sedang berada di SDIT KH. A. Wahid Hasyim di Ciganjur Jakarta Selatan dalam rangka mengantar anak saya yang kedua untuk menuju ponpes idamannya. Yups, ponpes MQ Tebuireng Jombang, Jawa Timur.
Sebagai orang tua sungguh merupakan suatu kebahagiaan ketika anaknya memilih sendiri untuk melanjutkan perjuangannya dalam menimba  ilmu di ponpes. Pendidikan di ponpes lebih melatih anak untuk hidup mandiri, belajar jauh dari orang tua demi masa depannya kelak.Â
Kita harus menyadari bahwa sebagai orang tua kita tidak harus selalu berdekatan dengan anak dengan alasan sayang. Justru kasih sayang itu dapat kita lakukan dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berjuang, berhijrah dalam mencari ilmu.Â
Pepatah orang tua selalu terngiang di telinga "ilmu tidak berat dibawa tidak seperti harta". Ini mengandung makna yang sangat dalam yang memberikan pesan kepada kita semua bahwa lebih baik bekali anak kita dengan ilmu dari para dengan harta. Ilmu yang barokah akan mendatangkan harta. Sementara harta yang tidak barokah akan hilang percuma apalagi jika tidak dibekali dengan ilmu dalam menggunakan harta tersebut.
Hal yang serupa pun sering saya tanamkan kepada anak saya agar mereka selalu bersemangat dalam mencari ilmu. "Alah bisa karena biasa, Alah biasa karena dipaksa". Jadi jika sedang malas mencari ilmu harus dipaksa agar lama kelamaan menjadi terbiasa.Â
Anak saya memilih sendiri ponpes idaman untuk mengikuti kakaknya yang saat ini masih duduk di Madrasah Aliyah MQ Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Semoga kakak beradik ini bisa saling menjaga dan saling menyayangi walau jauh dari orang tua.Â
Sahabat Kompasiana, ada hal berbeda dalam pelaksanaan seleksi penerimaan santri baru di MQ Tebuireng Jombang kali ini. Dulu ketika anak saya yang pertama mengikuti seleksi penerimaan santri baru dilaksanakan secara offline langsung datang ke ponpes MQ. Pada waktu itu "si sulung" hanya diantar oleh bapaknya saja.Â
Pada waktu itu saya berhalangan untuk ikut mengantar si sulung karena sedang mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) Â Sekarang seleksi penerimaan santri baru dilaksanakan secara offline dengan tidak datang langsung ke MQ Tebuireng Jombang tapi datang ke SDIT KH. A. Wahid Hasyim yang terletak di Ciganjur.Â
Bagi kami ini adalah suatu pelayanan terbaik bagi para pendaftar agar mempermudah dalam melaksanakan seleksi penerimaan santri Baru. Mengurangi biaya transportasi dan  mengefektikan waktu. Â
Calon santri baru yang ikut seleksi penerimaan santri baru di sini berasal dari daerah Jawa Barat dan Banten.Â
Selain melakukan seleksi penerimaan santri baru secara offline, MQ Tebuireng Jombang melakukan tes seleksi secara online juga khususnya bagi daerah di luar pulau Jawa. MashaAllah... Luar biasa peminat MQ, peminat para pejuang pelajar yang mencintai Al-Qur'an.Â
Jika diterima di MQ , para santri harus rela berpisah dengan orang tua untuk menimba ilmu Al-Qur'an di tempat yang tepat.
Terimakasih kami ucapkan kepada panitia Penerimaan santri baru MQ Tebuireng Jombang.Â
Semoga selalu menjadi ponpes idaman yang senantiasa berupaya mencetak generasi penerus bangsa yang mencintai, memahami, dan selalu mengamalkan Al-Qur'an.Â
Salam literasi
Salam persahabatanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H