Sahabat kompasiana, hari ini adalah hari bahagia bagi keluarga besar kami. Salah satu cucu dari Ibu Hj. Patiah akhirnya dipinang oleh seorang pemuda berasal dari Majalaya Bandung.Â
                                                          Â
Terkisah awal perkenalan mereka adalah dari media sosial. Wah... zaman sekarang, di era yang serba digital ini rupanya menjadi salah satu media yang bisa membantu perjodohan ya. Tidak sedikit lho orang yang berteman di media sosial kemudian berjodoh. Bagi mereka yang mendapatkan pasangan yang cocok, tepat, jujur ya beruntung. Yang dikhawatirkan adalah media sosial menjadi tempat bagi orang jahat untuk memanfaatkan kesempatan yang akhirnya dijadikan untuk berbuat kejahatan. Menipu misalnya. Naudzubillah...
Di tempat saya sendiri, Ada beberapa wanita yang beruntung mendapatkan jodoh melalui perkenalan di media sosial. Ketika diselidiki ternyata pria tersebut adalah tetangga kampung yang dikenal baik sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua si perempuan. Setelah keduanya cocok dan sepakat maka mereka akan segera mengikat janji tali pernikahan. Alhamdulillah..
Okeh, kembali lagi ke kisah dua sejoli yang bertemu dan menjadi akrab dari media sosial. Keduanya menemukan kecocokkan untuk saling melngkapi satu sama lain sehingga sudah mantap untuk serius ke jenjang pernikahan.Â
Sebagimana adat kebiasaan kita, sebelum menginjak kepada acara pernikahan biasanya diawali dulu dengan acara lamaran. Acara ini adalah mengkomunikasikan niat baik dari keluarga pria kepada keluarga wanita. Biasanya menentukan waktu pernikahan.Â
Dalam acara ini, pihak pria menyampaikan maksud kedatangannya dan disambut baik oleh pihak wanita. Semua pihak memberikan wejangan kepada si pria dan wanita bagaimana kelak ketika sudah berumahtangga, dimintai kesiapannya ketika mereka akan mengarungi bahtera rumah tangga.Â
Pesan yang disampaikan pada acara lamaran ini yaitu "Sejuta". Ya.. untuk rumah tangga bahagia itu cukup dengan "Sejuta". Apakah "Sejuta" itu?Â
Pertama, setia. Siapapun orang di dunia ini pasti menginginkan pasangannya untuk setia. Banyak orang yang terlihat lebih baik, lebih, cantik, lebih tampan, lebih mapan, lebih segalanya tapi jika kesetiaan selalu ada dalam hati pasangannya tentu saja ia tidak akan berpaling. Istri atau suami kita lah yang terbaik dari semuanya. Begitupun sebaliknya. Bagi wanita yang melihat pria lebih tampan, menawan, tajir melintir wah jangan sampai tergoda ya. Suamimulah yang terbaik yang telah Allah takdirkan untukmu.Â
Kedua, jujur. Dalam hal ini adalah adanya keterbukaan dengan pasangan. Jika ada masalah segera diselesaikan bersama. Terlebih masalah keuangan. Ini adalah masalah rentan yang bisa jadi akan merusak hubungan rumah tangga. Bagi suami atau istri jujurlah terhadap pendapatan atau pengeluaran yang didapatkan.Â
Ketiga, takwa. Ketakwaanlah yang membungkus kesetiaan dan kejujuran. Orang yang bertakwa akan takut jika berbuat tidak setia dan tidak jujur. Karena ia takut kepada Allah Sang Maha Pencipta. Bukan takut kepada pasangan. Terlebih suami adalah imam bagi keluarga yang harus bertangungjawab tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak. Dengan ketakwaan dalam berumahtangga, Inshaallah akan terwujudlah rumah tangga yang samawar (sakinah, mawaddah, warohmah). Aamiin
Untuk yang baru saja dilamar hari ini, semoga lancar sampai hari yang ditunggu-tunggu. Lancar segala-galanya. Membina rumah tangga yang bahagia. Bagi yang belum mendapatkan jodoh. Berdoalah terus kepada Allah SWT, memohon yang terbaik untuk dirimu karena berumahtangga adalah ibadah yang paling lama dimana kita menghabiskan setiap periode kehidupan kita di dunia ini bersama pasangan yang kita cintai.Â
Semoga bermanfaat
Salam Literasi
Salam Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H