Mohon tunggu...
Imas Masitoh
Imas Masitoh Mohon Tunggu... Guru - Guru SD yang baru saja selesai mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 8

Saya nimas, guru SD yang ingin terus konsisten belajar menulis meski menghasilkan karya tulisan yang sederhana semoga bisa menjadi pemicu untuk menjadi penulis yang bisa memberi inspirasi bagi pembaca. Senang sekali di bergabung di kompasiana karena bisa menyalurkan hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan yang Mengantarkan Kebahagiaan dan Keselamatan

30 Desember 2023   20:49 Diperbarui: 30 Desember 2023   21:09 3835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan sejatinya dapat mengantarkan murid untuk keselamatan dan kebahagiaan

Salam Bapak dan Ibu guru hebat.  Kali ini kita akan membahas materi selamat dan bahagia agar kita dapat memahami fungsi pendidikan untuk membantu murid mencapai selamat dan bahagia berdasarkan gagasan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara.

Sebelumnya marilah kita berefleksi terlebih dahulu bagaimana cara kita mengajar. Apakah ketika kita mengajar hanya menggunakan 1 metode saja, misalnya ceramah?, Apakah hanya menggunakan satu sumber belajar saja? Apakah selama ini kita memfasilitasi murid berdasarkan minat dan bakat mereka?

Kita dapat melihat bagaimana perspektif atau sudut pandang kita sebagai pendidik tidak selalu sama dengan sudut pandang atau perspektif murid.  Tidak jarang murid merasakan kebalikan apa yang dianggap dan dirasakan oleh pendidik. Guru bisa saja merasa nyaman dalam memberikan materi kepada murid dengan materi, media, dan sumber belajar yang digunakan, namun tidak memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih bahan ajar, cara, materi yang mereka sukai agar sesuai dengan kebutuhan mereka. Pendidik sebaiknya bukan hanya memberikan informasi dan pengetahuan saja melainkan juga memberikan pemahaman kepada murid tentang informasi dan pengetahuan tersebut untuk kehidupan sehari-hari mereka.

Pendidik juga harus berupaya untuk mengenal dan memahami kekuatan kodrat anak bahwa setiap murid dapat mengekspresikan dan membuat pemahamannya sendiri dengan cara yang berbeda. Dalam menilai pemahaman murid, pendidik sebaiknya tidak hanya menggunakan satu jenis alat pengukuran lalu menyimpulkannya tetapi dapat menggunakan alat pengukuran lainnya yang melibatkan murid untuk merefleksikan pemahaman dari pengalaman belajarnya, misalnya dengan melakukan evaluasi diri melalui kegiatan refleksi.  Murid bisa mengekspresikan pemahamannya melalui gambar maupun verbal dengan  menggunakan bahasa sendiri dan beragam.

Fungsi pendidikan adalah untuk mengantarkan murid agar siap hidup dan memberikan kepercayaan bahwa di masa depan  kelak mereka harus mampu mengisi zamannya. Murid harus memahami bahwa hidup tidak cukup untuk kepentingan dirinya saja (individualistik) tetapi juga harus mampu berkolaborasi dan berkontribusi untuk masyarakat dan lingkungan dimana ia berada. 

Fungsi pendidikan akan berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh Ki Hajar Dewantara jika kita sebagai pendidik memahami hal-hal sebagai berikut:

Pertama, setiap murid memiliki kodrat kekuatan dan potensi-potensi yang berbeda. Pendidik harus memahami bahwa setiap murid itu istimewa. Mereka memilki potensi, bakat, minat, dan kompetensi yang berbeda-beda.

Kedua, pendidikan hanyalah sebagai tuntunan artinya menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka dapat hidup sebagai manusia pribadi dan sebagai anggota masyarakat sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Ketiga,  mendidik adalah menuntun murid untuk selamat dan bahagia. Pendidik adalah orang yang menuntun murid menuju keselamatan dan kebahagiaan lahir dan batin mereka agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.

Keempat,  pendidik tidak dapat berkehendak atas kodrat kekuatan atau potensi murid. Kodrat kekuatan atau potensi ini merupakan bawaan lahir yang tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk pendidik. Oleh karena itu, pendidik  berperan sebagai fasilitator yang memberikan arahan dan bimbingan agar murid dapat mengembangkan kodrat kekuatan atau potensinya secara optimal. Pendidik tidak dapat memaksakan kehendaknya kepada murid untuk menjadi seperti yang diinginkannya. Biarkan mereka belajar sesuai minat dan bakatnya sehingga mereka menjadi manusia merdeka.

Kelima,  pendidik dapat memberikan daya upaya maksimal untuk mengembangkan akal budi pekerti murid. Dalm hal ini pendidik bertanggungjawab untuk mmeberikan arahan dan bimbingan kepada murid agar mereka dapat berpikir jernih, memahami nilai-nilai moral, akhlak, budi pekerti, dan tingkah laku yang baik.

Keenam, pendidik membantu mengantarkan murid untuk merdeka atas dirinya sendiri untuk kehidupan dan kehidupannya, memelihara dan menjaga bangsa dan alamnya artinya bahwa pendidik bertanggungjawab untuk mengearahkan murid menjadi manusia merdeka baik sebagai manusia pribadi maupun manusia sosial. Sebagai manusia pribadi yang merdeka murid dapat berpikir dan bertindak sesuai dengan kehendaknya sendiri, tanpa paksaan dari siapapun. Sementara merdeka sebagai makhluk sosial artinya bahwa murid dapat bersosilaisasi, berkolaborasi, dan berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungannya.  

Dengan demikian, Kemerdekaan murid dalam belajar merupakan kunci untuk mencapai tujuan pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan untuk bekal kehidupannya kelak. Jika untuk dirinya sendiri ia tidak bisa mencapai selamat dan bahagia bagaimana mungkin ia akan memelihara dan menjaga dirinya, keluarganya, masyarakat, bangsa ataupun alamnya.  Oleh sebab itu kita sebagai pendidik hendaknya mempersiapkan murid agar siap hidup dan mengisi zamannya. Kita perlu terus memahami bahwa pendidikan sejatinya dapat mengantarkan murid untuk keselamatan dan kebahagiaan. 

Semoga, kita insan pendidik yang mampu mencetak generasi bangsa yang merdeka, selamat, dan bahagia lahir dan batinnya. Aamiin...

Salam Literasi 

Salam Persahabatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun