Sahabat kompasiana, kali ini saya ingin mengulas hasil belajar saya di Platform Merdeka Mengajar (PMM) tentang asas Trikon sebagai dasar-dasar pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah bapak pendidikan Indonesia yang  dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang progresif dan berjiwa nasionalisme. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah asas trikon, yang merupakan tiga asas dasar dalam pendidikan. Asas trikon terdiri atas kontinyu, konvergen, dan konsentris.
Yuk kita simak satu persatu!!Â
Pertama, asas kontinyu diartikan sebagai usaha pengembangan secara berkesinambungan, dilakukan secara terus-menerus dengan perencanaan yang baik. Asas kontinyu berarti bahwa pendidikan harus bersifat berkesinambungan. Pendidikan tidak boleh berhenti pada satu titik tertentu, tetapi harus terus berlanjut sepanjang hayat. Asas ini bertujuan untuk mengembangkan potensi murid secara optimal, baik secara intelektual, emosional, spiritual, maupun fisik. Kita pun menyadari dari zaman dahulu sampai zaman sekarang nilai-nilai beserta cara hidup bangsa terus menerus mengalami nilai-nilai baru dan mengalami perubahan.Â
Asas kontinyu menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang sejatinya tidak pernah putus-putus. Pembelajaran sebagai usaha sadar dan menikmati setiap proses belajar karena dilakukan secara sukarela. Penerapan asas kontinyu ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan murid agar menjadi pembelajar sepanjang hayat. Ketika murid sudah mempunyai rasa sebagai pembelajar sepanjang hayat maka dia akan memiliki kemauan untuk terus belajar secara sukarela dan berkelanjutan, mengoptimalkan potensi diri, meningkatkan kualitas hidup secara berkesinambungan, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, Â teknologi, masyarakat, Â dan sosial serta mampu menghadapi tantangan masa depan dan mengubahnya menjadi peluang. Â
Kedua, asas konvergen. Asas konvergen dalam arti bahwa bersama bangsa lain mengusahakan terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan kebudayaan umat manusia sedunia tanpa mengorbankan nilai atau identitas bangsa masing-masing. Pengembangan yang dilakukan dapat mengambil dari berbagai sumber di luar bahkan dari praktik pendidikan di luar negeri seperti yang sudah dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara ketika mempelajari berbagai praktek pendidikan di dunia. Demikian halnya dalam dunia pendidikan banyak sistem pendidikan yang masuk ke Indonesia namun bukan berarti kita terima mentah-mentah. Kita perlu mengolahnya dan hanya menerima yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan kita saja. Dengan demikian, pada asas konvergen menjelaskan bahwa  pendidikan harus bersifat mengarah pada satu titik. Satu titik yang dimaksud adalah tujuan pendidikan nasional, yaitu membentuk manusia Indonesia yang Pancasilais. Asas ini juga bertujuan untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat, sehingga tercipta persatuan dan kesatuan bangsa.
Ketiga, Â asas konsentris yaitu bersikap terbuka tetapi tetap kritis dan selektif terhadap pengaruh kebudayaan di sekitar. Â .Ki Hajar Dewantara menganjurkan kita untuk mempelajari kemajuan bangsa lain namun tetap semuanya ditempatkan secara konsentris dengan karakter budaya kita sebagai pusatnya. Kita harus mampu merelevansikan dari apa yang sudah terjadi dalam proses pembelajaran.Â
Penerapan Asas Trikon dalam Pendidikan
Asas trikon dapat diterapkan dalam berbagai aspek pendidikan, mulai dari kurikulum, pembelajaran, hingga penilaian. Berikut adalah beberapa contoh penerapan asas trikon dalam pendidikan:
- Kurikulum
Pembelajaran dalam kurikulum harus bersifat berkesinambungan, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Selain itu, pembelajaran juga harus mengarah pada tujuan pendidikan nasional, yaitu membentuk manusia Indonesia yang mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari..
- Pembelajaran
Pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. Guru harus memahami kebutuhan dan minat peserta didik, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Konsisten dalam menjalankan manajemen kelas dan pembelajaran adalah salah satu contoh implementasi asas kontinyu dalam pendidikan. Â Murid diberikan kemerdekaan untuk belajar, bertanya dan mengembangkan potensinya. Kesinambungan manajemen kelas yang konsisten memberikan ruang kepada murid untuk mengeksplorasi gagasan, ide, dan kreativitasnya Adapun metode pembelajaran yang disajikan kepada murid bisa merujuk pada berbagai metode pembelajaran baik yang dikembangkan di dalam negeri maupun di luar negeri. Misalnya pada pembelajaran STEAM (science, technology, engineering, art, dan mathematics). Pembelajaran berbasis STEAM adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada hubungan pengetahuan dan keterampilan, science, technology, engineering, art, dan mathematics. Pembelajaran ini pada mulanya dianggap sulit Padahal ini adalah konsep yang bagus untuk dilakukan di Indonesia. Dengan memahami konsep pembelajaran STEAM maka guru dapat memahami kondisi belajar murid dengan kondisi ketersediaan daya dukung untuk belajar dengan tetap menghadirkan nilai-nilai lokal meskipun metode pembelajaran dalam pendidikan bisa mengacu pada konsep manapun secara terbuka, tetapi hal itu tetap harus dilakukan secara konsentris yaitu tetap mempertahankan jati diri bangsa dan menjadi diri sendiri.Â
- Penilaian