Mohon tunggu...
Imas Masitoh
Imas Masitoh Mohon Tunggu... Guru - Guru SD yang baru saja selesai mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 8

Saya nimas, guru SD yang ingin terus konsisten belajar menulis meski menghasilkan karya tulisan yang sederhana semoga bisa menjadi pemicu untuk menjadi penulis yang bisa memberi inspirasi bagi pembaca. Senang sekali di bergabung di kompasiana karena bisa menyalurkan hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Asas Trikon Sebagai Dasar-Dasar Pendidikan di Indonesia

24 Desember 2023   20:45 Diperbarui: 24 Desember 2023   21:29 2240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Asas Trikon

Sahabat kompasiana, kali ini saya ingin mengulas hasil belajar saya di Platform Merdeka Mengajar (PMM) tentang asas Trikon sebagai dasar-dasar pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah bapak pendidikan Indonesia yang  dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang progresif dan berjiwa nasionalisme. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah asas trikon, yang merupakan tiga asas dasar dalam pendidikan. Asas trikon terdiri atas kontinyu, konvergen, dan konsentris.

Yuk kita simak satu persatu!! 

Pertama, asas kontinyu diartikan sebagai usaha pengembangan secara berkesinambungan, dilakukan secara terus-menerus dengan perencanaan yang baik. Asas kontinyu berarti bahwa pendidikan harus bersifat berkesinambungan. Pendidikan tidak boleh berhenti pada satu titik tertentu, tetapi harus terus berlanjut sepanjang hayat. Asas ini bertujuan untuk mengembangkan potensi murid secara optimal, baik secara intelektual, emosional, spiritual, maupun fisik. Kita pun menyadari dari zaman dahulu sampai zaman sekarang nilai-nilai beserta cara hidup bangsa terus menerus mengalami nilai-nilai baru dan mengalami perubahan. 

Asas kontinyu menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang sejatinya tidak pernah putus-putus. Pembelajaran sebagai usaha sadar dan menikmati setiap proses belajar karena dilakukan secara sukarela. Penerapan asas kontinyu ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan murid agar menjadi pembelajar sepanjang hayat. Ketika murid sudah mempunyai rasa sebagai pembelajar sepanjang hayat maka dia akan memiliki kemauan untuk terus belajar secara sukarela dan berkelanjutan, mengoptimalkan potensi diri, meningkatkan kualitas hidup secara berkesinambungan, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,  teknologi, masyarakat,  dan sosial serta mampu menghadapi tantangan masa depan dan mengubahnya menjadi peluang.  

Kedua, asas konvergen. Asas konvergen dalam arti bahwa bersama bangsa lain mengusahakan terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan kebudayaan umat manusia sedunia tanpa mengorbankan nilai atau identitas bangsa masing-masing. Pengembangan yang dilakukan dapat mengambil dari berbagai sumber di luar bahkan dari praktik pendidikan di luar negeri seperti yang sudah dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara ketika mempelajari berbagai praktek pendidikan di dunia. Demikian halnya dalam dunia pendidikan banyak sistem pendidikan yang masuk ke Indonesia namun bukan berarti kita terima mentah-mentah. Kita perlu mengolahnya dan hanya menerima yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan kita saja. Dengan demikian, pada asas konvergen menjelaskan bahwa  pendidikan harus bersifat mengarah pada satu titik. Satu titik yang dimaksud adalah tujuan pendidikan nasional, yaitu membentuk manusia Indonesia yang Pancasilais. Asas ini juga bertujuan untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat, sehingga tercipta persatuan dan kesatuan bangsa.

Ketiga,  asas konsentris yaitu bersikap terbuka tetapi tetap kritis dan selektif terhadap pengaruh kebudayaan di sekitar.  .Ki Hajar Dewantara menganjurkan kita untuk mempelajari kemajuan bangsa lain namun tetap semuanya ditempatkan secara konsentris dengan karakter budaya kita sebagai pusatnya. Kita harus mampu merelevansikan dari apa yang sudah terjadi dalam proses pembelajaran. 

Penerapan Asas Trikon dalam Pendidikan

Asas trikon dapat diterapkan dalam berbagai aspek pendidikan, mulai dari kurikulum, pembelajaran, hingga penilaian. Berikut adalah beberapa contoh penerapan asas trikon dalam pendidikan:

  • Kurikulum

Pembelajaran dalam kurikulum harus bersifat berkesinambungan, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Selain itu, pembelajaran juga harus mengarah pada tujuan pendidikan nasional, yaitu membentuk manusia Indonesia yang mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari..

  • Pembelajaran

Pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. Guru harus memahami kebutuhan dan minat peserta didik, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Konsisten dalam menjalankan manajemen kelas dan pembelajaran adalah salah satu contoh implementasi asas kontinyu dalam pendidikan.  Murid diberikan kemerdekaan untuk belajar, bertanya dan mengembangkan potensinya. Kesinambungan manajemen kelas yang konsisten memberikan ruang kepada murid untuk mengeksplorasi gagasan, ide, dan kreativitasnya Adapun metode pembelajaran yang disajikan kepada murid bisa merujuk pada berbagai metode pembelajaran baik yang dikembangkan di dalam negeri maupun di luar negeri. Misalnya pada pembelajaran STEAM (science, technology, engineering, art, dan mathematics). Pembelajaran berbasis STEAM adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada hubungan pengetahuan dan keterampilan, science, technology, engineering, art, dan mathematics. Pembelajaran ini pada mulanya dianggap sulit Padahal ini adalah konsep yang bagus untuk dilakukan di Indonesia. Dengan memahami konsep pembelajaran STEAM maka guru dapat memahami kondisi belajar murid dengan kondisi ketersediaan daya dukung untuk belajar dengan tetap menghadirkan nilai-nilai lokal meskipun metode pembelajaran dalam pendidikan bisa mengacu pada konsep manapun secara terbuka, tetapi hal itu tetap harus dilakukan secara konsentris yaitu tetap mempertahankan jati diri bangsa dan menjadi diri sendiri. 

  • Penilaian

Penilaian harus bersifat holistik atau menyeluruh yaitu menilai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik murid. Penilaian juga harus bersifat berkesinambungan, sehingga dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan murid. 

Kesimpulan: Pendidikan adalah suatu proses yang dinamis. Dalam arti bahwa pendidikan harus terus berubah sesuai dengan kondisi zaman dan kondisi murid saat ini. 

Asas Trikon adalah  jawaban yang tepat menuju pembelajaran yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa. (Sumber: PMM Topik Merdeka Belajar)

Salam Literasi

Salam Persahabatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun