Mohon tunggu...
Imas Masitoh
Imas Masitoh Mohon Tunggu... Guru - Guru SD yang baru saja selesai mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 8

Saya nimas, guru SD yang ingin terus konsisten belajar menulis meski menghasilkan karya tulisan yang sederhana semoga bisa menjadi pemicu untuk menjadi penulis yang bisa memberi inspirasi bagi pembaca. Senang sekali di bergabung di kompasiana karena bisa menyalurkan hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembagian Raport Sudah Tiba, Yuk Simak Tips Berikut!

15 Desember 2023   09:53 Diperbarui: 15 Desember 2023   10:44 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen PribadiKelas 6 SDN Kadumerak 6

Pembagian raport sebagai hasil pembelajaran anak-anak kita sudah tiba nih ayah bunda. Semua siswa sangat menantikan hari ini untuk melihat prestasi mereka. Apakah hal ini sama juga terjadi kepada ayah bunda semua?

Apa sih yang seharusnya dilakukan oleh kita selaku orang tua setelah anak mendapatkan raport?

Yuk, kita temukan tips bagaimana menyikapi raport anak-anak kita....

Ada 5 tips dalam menyikapi raport anak:

1) Puji anak kita terlebih dahulu atas pencapaiannya selama satu semester ini

2) Lihat dan amati nilai raport anak kita

3) Sadari bahwa setiap anak istimewa

4) Lakukan diskusi, bukan emosi 

5) Baca saran/ pesan yang tertera di raport 

Pertama, pujilah anak kita terlebih dahulu. Kenapa? Karena dengan begitu akan menimbulkan kedekatan emosi kita dengan anak. Mereka akan merasa dihargai atas segala pencapaiannya. Harapannya adalah untuk menjaga "mood" mereka agar tetap stabil. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa pujian dapat membantu anak untuk membedakan antara tindakan yang baik dan yang buruk. Dengan demikian, memuji anak sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku baik mereka. Lalu, bagaimana jika anak kita mengalami kegagalan dalam prestasinya? Hendaklah tetap dipuji ya ayah bunda karena kegagalan adalah hal yang berat maka kita harus tetap hadir dan selalu memberikan support sehingga merasakan bahwa kita tidak kecewa kepada mereka. Terlebih, jika mereka sudah menunjukkan usahanya dengan sungguh-sungguh.

Kedua, lihat dan amati raport mereka. Pada raport tertera nilai berupa angka juga deskripsinya. Pada kolom deskripsi guru menceritakan pencapaian anak, mana yang dikuasai atau mana yang belum dikuasai. Kenali anak kita berbakat di mata pelajaran apa. Maka tugas kita adalah tetap memberikan support ya ayah bunda. 

Ketiga, Sadari bahwa setiap anak istimewa. Yups, setiap individu lahir ke dunia ini memiliki keistimewaan. Mereka memiliki kemampuan ataupun bakat yang berbeda-beda. Jangan sampai kita membeda-bedakan anak hanya karena mereka tidak bisa mendapatkan prestasi sebaik yang didapatkan oleh  anak seusianya. Kita tidak boleh terburu-buru menghakimi mereka agar anak tidak merasa tertekan. Menurut seorang psikolog, Ratih Zulhaqqi menyatakan bahwa membanding-bandingkan anak itu tidak boleh karena itu akan membuat anak tidak mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, tapi hanya menyamai seseorang. Jadi, stop membanding-bandingkan anak ya, ayah bunda. 

Keempat, lakukan diskusi bukan emosi. Ketika kita mendapati nilai anak yang turun, sudah bukan rahasia lagi kita tentu akan menceramahi mereka atas kegagalan yang didapatkannya. Tentu saja ini bukan solusi ya ayah bunda. Justru ini akan membuat mereka tertekan dan tidak mau bercerita tentang masalah/ kesulitan yang dihadapi. Ada cara efektif untuk menemukan solusi yaitu dengan cara melakukan diskusi. Hal ini akan menumbuhkan kebiasaan anak untuk selalu berkomunikasi secara positif ketika menghadapi berbagai masalah.

Sebagai contoh kita bisa mengawali diskusi dengan mengatakan, "nilai matematika kamu bagus, tapi kenapa ya koq nilai IPS nya kecil?" Yuk, bercerita ke bunda!"

Dengan membangun diskusi, diharapkan akan menemukan solusi yang baik untuk memperbaiki cara belajar mereka. 

Kelima, jangan lupa ya ayah bunda untuk membaca setiap saran/ pesan yang dideskripsikan di raport. Harapannya jika anak yang sudah bagus semakin ditingkatkan lagi. Dan bagi anak yang belum bagus untuk diperbaiki. Kita menyadari betul bahwa mendidik bukan sepenuhnya tugas guru karena guru hanya separuh waktu dalam mendidik siswa. Jusru orang tualah yang memiliki porsi lebih banyak dengan mereka. 

Eits... Jangan lupa raport nya ditandatangani ya ayah bunda. Ini menunjukkan bahwa ayah bunda peduli pada perkembangan belajar anak. Jangan sampai ketika guru menyuruh untuk mengembalikan raport eh malah belum ditandatangan.

Salam Literasi

Salam Persahabatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun