Tadi siang, selepas pulang sekolah, lelah sekali karena kegiatan di sekolah yang cukup lumayan melelahkan menguras tenaga, pikiran dan waktu. Di sekolah, merampungkan raport siswa, mengeprint raport, memasukkannya ke buku raport, membuat buku rekap serah terima raport juga agar ada bukti hitam di atas putih ketika siswa mengambil raport.Â
Waktu terasa begitu cepat. Adzan Dhuhur berkumandang memanggil untuk segera kita mengutamakan waktu sholat. Guru lain pun merasakan hal yang sama karena semua fokus pada tugas dan pekerjaannya masing-masing dalam merampungkan raport siswa karena hari Jum'at lusa harus sudah dibagikan.
Kami semuapun segera bergegas pulang untuk beristirahat. sejenak melepas penat setelah separuh hari berkutat dengan kewajiban.Â
Setibanya di rumah, saya istirahat dengan "menganyam mata". Terasa nikmat luar biasa bisa istirahat dan kembali beraktifitas dengan kondisi fit lagi. Ketika bangun ternyata hp masih berada di dalam genggaman. Sebelum tertidur pulas, saya membaca artikel dari Omjay tentang generasi CABE. Wah, menarik sekali nih.
Jadi penasaran apa itu generasi CABE. Pasti rasanya pedes, sepedas seblak level 15. HeuheuBagaimana dengan sahabat?
Untuk menjawab rasa penasaran, saya mengulang kembali untuk membaca tulisan artikel dari omjay. Ternyata generasi CABE adalah generasi digital yang Cakap digital, Aman digital, Budaya digital, dan Etika digital.wah... keren ini
Saya setuju dengan pendapat Omjay bahwa di zaman sekarang ini tidak bisa dipungkiri semua orang dari anak muda sampai orang tua  bahkan anak kecil pun tidak bisa lepas dari gadget sebagai alat digital dalam menemukan berbagai informasi atau sekedar hiburan. Lalu, bagaimana cara bijak dalam menggunakan gadget? Istilah keren dari Omjay ini bisa dijadikan solusi bagi kita dalam berselancar melintasi era digital dengan CABE.Â
Izin mengulas sedikit CABE ini ya, sahabat...
Cakap digital adalah kemampuan dalam memahami dan menggunakan informasi yang bisa diakses melalui media digital, misalnya komputer atau HP. Saya yakin, hampir semua orang sudah cakap menggunakan HP bukan? Tapi apakah sudah cakap dalam mengolah informasi yang didapat dari hasil berselancar di media sosial atau informasi dari internet? Terlebih bagi anak-anak kita, mereka bisa saja cakap menggunakan digital tapi belum tentu cakap dalam menggunakan berbagai informasi yang sangat mudah diakses. Tugas kita adalah dengan terus mengawasi aktivitas mereka agar jangan sampai kebablasan.
Aman digital adalah praktik melindungi data, sistem, dan informasi melalui teknologi digital. Ini dilakukan agar ketika kita memanfaatkan digital dapat berselancar dengan aman dari akses yang tidak sah, peretasan, pencurian, kerusakan atau lain-lain yang sekiranya dapat membahayakan. Untuk anak kita, agar selalu waspada dengan orang yang tak dikenal, yang hanya berkenalan secara maya, jangan mudah percaya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Budaya  digital adalah  hasil olah pikir, kreasi, dan cipta karya berbasis teknologi internet. (ruzka.republika.co.id).  Kehadiran budaya digital mempermudah masyarakat dalam mencari dan mendapatkan segala sesuatu informasi. Sebagai manusia yang  hidup di era digital tentu saja kita harus mampu beradaptasi jangan sampai "gaptek". Untuk saya sendiri, saya sudah  menerapkan budaya digital di kelas dengan menerapkan program  "SAMI SAVA" yang artinya Satu Minggu satu Karya canva sebagai program intrakurikuler  yang memanfaatkan aplikasi canva untuk meningkatkan minat belajar siswa.Â