Mohon tunggu...
imas masitoh
imas masitoh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full time mom

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar Zero Waste, Belajar Hidup Berkesadaran

7 Juni 2021   00:25 Diperbarui: 7 Juni 2021   22:00 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sisa makanan dijadikan kompos. Cara ini bermanfaat untuk mengurangi sampah makanan. (SHUTTERSTOCK/JCHIZHE via kompas.com)

Satu hal yang selalu menjadi penyesalan saya setiap harinya. 

 "Sampah"

Ya, setiap saya selesai mencuci piring pasti saja selalu bersalah karena sampah setelah memasak atau setelah makan pasti saja terasa banyak.

Sebenarnya sudah dua tahun ini saya belajar untuk menerapkan "zero waste" dalam keseharian saya. 

"Zero waste?" "gak mungkin lah!" 

Pasti beberapa orang akan beranggapan seperti itu. Tidak dipungkiri, memang jika benar-benar zero waste itu memanglah tidak mungkin. Namun, menurut saya makna zero waste yang saya terapkan pada keseharian adalah untuk minim sampah.

Dan pada prinsipnya, zero waste ini terdiri dari 5R, Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), dan Rot (membusukkan sampah).

Sejujurnya, dua tahun ini saya memang sering ingkar janji akan komitmen yang saya buat untuk menerapkan zero waste itu. Tapi semakin hari dan hingga sampai saat ini saya merasa sangat bersalah dan menyesali akan dua hal. Rasa malas dan menunda. Ya, dua hal itulah yang membuat saya ingkar janji akan komitmen yang saya buat sendiri.

"Oke, mulai besok sampahnya harus dipilah"

"Besok jangan lupa bawa tempat makan kalo beli makanan di luar"

"Beli sedikit, yang penting habis dan gak kebuang"

Niatnya sih kayak diatas yah, tapi besoknya kalo gak lupa yah "besok lagi aja deh"

Memang sungguh berkomitmen dan konsisten itu tidak mudah, tapi ya tetap harus belajar untuk bertanggung jawab kalau kita memang sudah berkomitmen yaa kan.

Belajar zero waste ini merupakan salah satu cara saya untuk belajar hidup berkesadaran. Berawal dari rasa tidak nyaman karena melihat sampah yang menumpuk di rumah, tidak nyaman karena baunya. 

@imasmh
@imasmh

Saya kadang merasa sampah yang dihasilkan di rumah itu sangat banyak dan lelah juga harus membuang, mengganti dan mencuci tempat sampah dua atau tiga kali sehari. 

Dan pada akhirnya saya mulai belajar dan berkomitmen pada diri sendiri untuk sebisa mungkin mengurangi sampah. Beberapa hal yang saya lakukan adalah:

  • Membawa tas belanja sendiri, dan senangnya sekarang hal ini menjadi kebiasaan bagi sebagian orang karena saat ini sudah ada peraturan untuk tidak memakai kantong plastik di supermarket atau minimarket

  • Membawa dan memakai sedotan dan alat makan sendiri, hal ini untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai

  • Membawa botol minum saat pergi keluar rumah

  • Membeli barang, makanan dan minuman secukupnya, menurutku mending kurang daripada berlebihan dan akhirnya dibuang

  • Memilah sampah

  • Memakai kembali kemasan bekas untuk digunakan sehari-hari, kadang saya sering beli makanan dan minuman produksi teman saya yang kemasannya memakai wadah plastik. Setelah habis dikonsumsi, biasanya saya memakai wadah itu untuk menyimpan makanan di kulkas atau untuk menyimpan bumbu dapur.

  • Membuat Eco-Enzyme dari sisa-sisa sayuran dan buah-buahan

Itulah beberapa yang sedang saya lakukan dan mencoba konsisten lagi untuk melakukannya. Dan yang saya rasakan, menerapkan zero waste dalam keseharian ini juga berdampak baik untuk saya sendiri, salah satunya adalah saya bisa berhemat dan belajar hal yang baru. 

Tidak hanya itu, menerapkan zero waste dalam keseharian juga berdampak pada lingkungan, pada bumi kita. Saya jadi ingat tahun 2019 lalu, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat sempat disorot oleh aktor Leonardo Dicaprio. 

Sempat sedih dan malu juga saat berita itu muncul dan ramai di post di media sosial. Hal itu juga mendorong saya pribadi untuk belajar menerapkan zero waste ini. 

Walaupun memang hal kecil, namun jika kita sama-sama melakukan hal kecil itu, saya yakin kita bisa mengurangi sampah. Satu hal yang paling utama, konsisten dan itu memang mungkin sulit diawal, sama halnya pada saya sendiri. 

Dan juga nikmatilah prosesnya. Jangan takut untuk memulai, kalau ditengah jalan ada rasa malas, itu hal yang wajar kok, saya juga begitu, tapi semoga bisa konsisten seterusnya sih, hehe.

Untuk teman-teman yang sedang belajar seperti saya, yuk kita semangat. Dan tidak salahnya juga untuk mengajak orang-orang terdekat kita untuk lebih aware tentang zero waste ini, tentang hidup berkesadaran untuk diri dan bumi kita. Lakukan perubahan baik yang kecil untuk membuat dampak baik yang besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun