Mohon tunggu...
imas masitoh
imas masitoh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full time mom

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sebuah Perjalanan dengan "Kereta Senja" Komponis Asal Yogyakarta, Gardika Gigih

9 Maret 2017   09:48 Diperbarui: 9 Maret 2017   22:02 3797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: instagram @gardikagigih

Baiklah, Izinkan saya yang hanya sebagai penikmat musik untuk menyampaikan sesuatu tentang “Kereta Senja” yang telah membawa saya ke sebuah perjalanan.

Rasanya memang tepat “Kereta Senja” menjadi single pertama dari album penuh perdana komponis asal Yogyakarta, Gardika Gigih yang dirilis Februari lalu. Lagu yang berdurasi sembilan menit ini membuat suatu dinamika yang membuat saya merasakan mood yang berbeda beda dalam lantunan instrumen pada lagu ini. “Kereta senja” membawa saya ke dalam suatu perjalanan ketika mendengarkannya. Bukan perjalanan yang sebenarnya, tetapi perjalanan memaknai dengan "kereta senja" Gardika Gigih. Bahkan pernah ketika mendengarkan lagu ini, saya seakan melakukan perjalanan dengan kereta api sambil melihat keluar jendela dan memaknai semua yang pernah saya lalui. Yah, mungkin saya tipe orang yang begitu ketika menikmati musik. 

Dalam siaran pers jelang peluncuran albumnya di sorgemagz.com, Gardika Gigih memilih lagu ini menjadi lagu yang pertama kali didengarkan karena baginya “Kereta Senja” paling merepresentasikan isi album ini.

“Dari segi dinamika dan instrumen Kereta Senja paling mewakili nuansa album. Ada banyak perubahan mood dalam lagu itu. Temponya juga naik turun. Dan semua instrumen yang dipakai untuk bikin album ada di lagu itu, jadi lagu itu termasuk yang paling ramai” kata Gigih

Dinamai dengan “Nyala” proses pembuatan album ini didukung penuh oleh Sorge Records. Dilansir dari sorgemagz.com, Gardika membocorkan alasan mengapa album ini dinamainya dengan “Nyala”

“Semua orang di dalam hidupnya pasti pernah mengalami masa-masa sulit. Nah, album ini bicara tentang harapan. Sesusah apapun situasi yang dihadapi pada akhirnya pasti akan baik-baik saja” ungkapnya.

Pernahkah kau sedekat ini, ku berlari dan berlari

Pernahkah kau merasa, jauh nyata dari asa

Pernahkah kau mengejar, jauh takkan terkejar



Lirik dari “Kereta Senja” tersebut memang hanya tiga kalimat singkat. Namun, lirik yang dirangkai Ananda Badudu, mantan partner Rara Sekar di Banda Neira ini bagi saya mempunyai makna besar untuk saya pribadi. Dimana saya kembali mengingat dan memaknai semua hal yang sudah saya lalui. Ditambah dengan tempo musik yang naik turun membuat lagu ini semakin kaya, kaya akan instrumen dan kaya akan makna pada liriknya.  Dan tempo lagu yang cepat di akhir lagu, membuat saya menjadi semangat kembali. Inilah cara saya merepresentatifkan lagu ini.


Tidak hanya senja, hujan pun turut hadir dalam album “Nyala” ini, 6 Maret 2017 lalu, Gardika Gigih pun merilis single keduanya yang berjudul “Dan Hujan 1” yang tak kalah membuat saya jatuh cinta dengan lirik rangkaian Gardika Gigih.



Bilakah esok kan cerah, datang melepas jiwa lelah

Bayang nan muram, ditelan dinginnya malam 

Kusendiri terpaku, diterpa hujan

Dan air mata, jatuh, bersama hujan




Well, selamat me-”Nyala” mas Gigih, sukses atas albumnya.

Dan Selamat Hari Musik Nasional!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun