Mohon tunggu...
imas masitoh
imas masitoh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full time mom

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Taman Lalu Lintas Dulu dan Kini

27 April 2016   21:49 Diperbarui: 28 April 2016   19:47 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tamanlalulintasbandung.com

“Yah, aku mau main kereta, boleh?” tanya anak laki-laki umur tujuh tahun ini kepada ayahnya.

Ferry sengaja mengajak anaknya ke Taman Lalu lintas ini. Permainan yang beragam dan suasana bermain di ruang terbuka hijau merupakan alasannya.

“Udara di sini sejuk, gak panas. Bikin nyaman buat anak saya bermain,” ujar Ferry

Dengan tujuh ribu rupiah, siapa pun bisa masuk ke taman ini. Fasilitas yang ditawarkan juga beragam seperti kereta listrik, sepeda mini, kolam renang, dan masih banyak lagi.

“Di sini permainan untuk anaknya banyak pilihan, tinggal bayar harga tiket permainan lagi saja kalau mau bermain,” ungkapnya.

Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution merupakan taman terbuka sebagai pilihan tempat rekreasi bagi masyarakat. Selain itu, taman ini juga merupakan wadah penyelenggaraan penyuluhan pendidikan keamanan lalu lintas. Pendidikan ini diberikan khususnya untuk anak sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Di sini, anak-anak bisa berlatih mempraktikkannya. 

Letak taman yang tidak jauh dari pusat Kota Bandung menjadikan taman ini sebagai pilihan favorit tempat rekreasi bagi masyarakat. Dengan luas 3,5 hektar, banyak flora yang dapat ditemukan di sini. Menurut buku Haryonto Kunto ‘Semerbak Bunga di Bandung Raya’ bahwa terdapat 90 jenis tumbuhan yang ditanam di sini. Contoh salah satu tumbuhannya yaitu pohon angsana (Pterocarpus indicus) yang merupakan pohon penghasil kayu berkualitas tinggi. Di Bandung  dan daerah Jawa sendiri pohon angsana dikenal dengan nama daerah sana kembang.

insulinde-park-5720ca2f8d7e61c015f7f3a1.jpg
insulinde-park-5720ca2f8d7e61c015f7f3a1.jpg
Insulinde Park (komunitasaleut.com)

Taman Lalu Lintas merupakan taman bersejarah sisa jaman ‘Parijs van Java’ yang masih lestari sampai saat ini. Tahun 1922-an Taman Lalu Lintas dikenal dengan Insulinde Park. Insulinde Park berada di kompleks wilayah Jl. Kalimantan, Sumatera, Belitung, Aceh dan nama pulau lainnya. Oleh karena itu pemberian nama Insulinde Park karena ditetapkan sebuah inti dari komplek wilayah tersebut.

Dulu pada tahun 1915-an taman ini hanya lahan seperti lapangan yang berada di komplek militer. Dalam bukunya, Haryonto Kunto menyebutkan pada tahun 1915-1919 lahan ini berfungsi sebagai tempat upacara dan latihan olahraga bagi anggota militer. Kemudian lahan ini sengaja ditumbuhi pohon lindung, tumbuhan hias dan bunga lalu diubah menjadi sebuah taman.

Taman ini dibuat dengan konsep ‘Indische Tropische Park’ (Taman Tropis). Taman tropis ini mempunyai ciri khas terdapatnya flora tropis yang dominan di taman ini. Pohon lindung yang terdapat di taman ini kebanyakan sudah berusia lebih dari 70 tahun. Selain itu, terdapat juga tanaman langka seperti pohon sosis atau dalam bahasa Belandanya Leverworstboom. Pohon ini dikenal dengan pohon sosis karena bentuknya yang menyerupai sosis.

Pada 28 Maret April 1950 nama Insulinde Park diganti menjadi Taman Nusantara, kemudian dikenal sebagai ‘Traffic Garden’ di masyarakat . Delapan tahun kemudian Taman Nusantara resmi diganti dengan nama Taman Lalu Lintas pada tanggal 1 Maret 1958. Taman Lalu Lintas resmi dibuka untuk umum dengan suatu upacara khusus oleh istri Gubernur Jawa barat Ny.Ipik Gandamana.

Pembangunan fasilitas permainan anak-anak sejak dulu hingga kini terus dilakukan. Pembangunan ini bermaksud untuk menambah daya tarik anak-anak agar betah di sini.

“Saat ini kita terus menambah fasilitas permainan, tapi dalam pembangunannya kita menghindari pengrusakan tanaman yang ada di sini,” cerita Adi sebagai salah satu pengurus taman ini.

Peran taman sebagai tempat rekreasi dan pendidikan harus saling menunjang terutama fasilitas yang berada di sini. Namun, memang seharusnya pembangunan apa pun jangan sampai merusak lingkungan hayati di sekitarnya.

Taman lalu lintas sejak tahun 1960 hingga kini dikelola oleh pengurus Yayasan Taman Lalu Lintas. Kemudian tahun 1965 Taman Lalu Lintas ini berganti nama Taman lalu Lintas Ade Irma Suryani. Penambahan nama Ade Irma Suryani untuk taman ini, yaitu sebagai bentuk untuk mengenang putri sulung Jenderal A.H Nasution yang terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September PKI.

Meskipun tempat rekreasi di Bandung kini sudah banyak bermunculan, Adi tetap optimis kalau Taman Lalu Lintas tidak akan sepi dan akan menjadi tempat rekreasi anak khususnya bagi masyarakat Bandung sendiri. Taman Lalu Lintas ini juga bisa disebut sebagai tempat rekreasi keluarga. Keluarga besar bisa diajak ke sini untuk menikmati rindangnya pepohonan sambil berpiknik dan anak-anaknya bisa bermain menggunakan fasilitas permainan yang sudah disediakan.

“Banyak keluarga yang mengajak nenek dan kakeknya ke sini. Orang tua bisa menikmati udara sejuk dengan botram dan anaknya bisa bermain dengan fasilitas yang sudah ada,” tambahnya.

Mengunjungi taman ini, bisa disebut dengan sambil menyelam minum air. Selain berekreasi, anak pun bisa mendapatkan pendidikan mengenai keamanan berlalu lintas di sini. Selain itu, taman ini juga dapat berfungsi sebagai tempat penelitian maupun pengenalan jenis flora tropis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun