Mohon tunggu...
Imas Rofiah
Imas Rofiah Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP Muara Madani

Saya adalah seorang penulis dan petualang yang mencintai eksplorasi ide serta tempat baru. Saya menikmati momen-momen reflektif untuk menggali makna dan menciptakan gagasan segar. Hobi menulis telah membawa saya pada berbagai topik menarik, terutama tentang makanan dan minuman herbal, inovasi dalam pembelajaran, serta filsafat. Ketiga bidang ini menjadi ruang bagi saya untuk berbagi wawasan, memadukan kreativitas, dan menawarkan perspektif baru kepada pembaca. Melalui tulisan, saya berupaya menghadirkan inspirasi, baik dalam bentuk resep herbal yang sehat dan alami, pendekatan pembelajaran yang kreatif, hingga renungan filosofis yang mendalam. Saya percaya, dengan terus belajar dan berbagi, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik dan penuh makna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghidupkan Semangat KH Ahmad Dahlan : Filosofi Pendidikan untuk Generasi Emas

8 Januari 2025   09:02 Diperbarui: 8 Januari 2025   09:01 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : By AI

Menghidupkan Semangat KH Ahmad Dahlan: Filosofi Pendidikan untuk Generasi Emas

KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, adalah salah satu tokoh yang tidak hanya berjasa dalam reformasi keagamaan, tetapi juga dalam pembaharuan pendidikan di Indonesia. Filosofi dan pendekatan beliau dalam pendidikan tidak hanya relevan di zamannya, tetapi juga memberikan inspirasi besar bagi pembelajaran masa kini. Bagaimana pemikiran beliau mampu menjawab tantangan pendidikan modern, dan bagaimana filosofi ini dapat diimplementasikan oleh Menteri Pendidikan baru?

Filosofi Pendidikan KH Ahmad Dahlan

KH Ahmad Dahlan percaya bahwa pendidikan adalah alat untuk menciptakan manusia yang utuh, baik secara spiritual maupun intelektual. Beliau menekankan pentingnya integrasi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Filosofi beliau berakar pada nilai-nilai keislaman yang universal, seperti keadilan, kejujuran, dan kerja keras, namun selalu relevan dengan kebutuhan zaman.

Sebagai contoh, KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga matematika, sains, dan bahasa asing. Langkah ini dianggap revolusioner pada masanya, karena pendidikan Islam saat itu cenderung hanya fokus pada ilmu-ilmu keagamaan. Pendekatan ini menunjukkan visi beliau untuk mencetak generasi yang tidak hanya saleh secara religius tetapi juga kompeten menghadapi tantangan dunia modern.

Relevansi Filosofi KH Ahmad Dahlan dengan Pembelajaran Masa Kini

  1. Pendidikan HolistikFilosofi KH Ahmad Dahlan menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Dalam era pendidikan modern yang sering kali terfokus pada hasil akademik, pendekatan holistik ini sangat relevan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral dan berintegritas.

  2. Pengembangan KarakterKH Ahmad Dahlan percaya bahwa pendidikan harus menciptakan manusia yang bermanfaat bagi masyarakat. Konsep ini sejalan dengan tujuan pendidikan abad ke-21, yaitu membentuk siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia.

  3. Kolaborasi dan InovasiDalam sejarahnya, KH Ahmad Dahlan selalu mendorong kolaborasi antara ulama dan ilmuwan, serta adaptasi terhadap perubahan zaman. Nilai ini dapat diterapkan dalam pembelajaran masa kini melalui pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) yang mendorong inovasi dan kerja sama lintas disiplin.

Implementasi Filosofi KH Ahmad Dahlan oleh Menteri Pendidikan Baru

Menteri Pendidikan baru dapat mengadopsi filosofi KH Ahmad Dahlan dengan:

  • Meningkatkan Pendidikan Karakter: Memasukkan nilai-nilai etika dan moral dalam kurikulum nasional.
  • Mendorong Integrasi Ilmu: Menggabungkan pembelajaran berbasis teknologi dengan pemahaman spiritual dan etika.
  • Membangun Sekolah Berbasis Komunitas: Menciptakan lingkungan belajar yang memberdayakan masyarakat lokal.
  • Mengembangkan Guru sebagai Fasilitator: Menginspirasi para guru untuk menjadi teladan dalam pembelajaran holistik.

Penutup

KH Ahmad Dahlan telah menunjukkan kepada kita bahwa pendidikan yang bermakna adalah pendidikan yang menyentuh hati, pikiran, dan jiwa. Dengan menghidupkan kembali semangat beliau, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga bermoral dan berdedikasi. Semoga Menteri Pendidikan baru dapat menjadikan filosofi ini sebagai pijakan untuk membawa pendidikan Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun