Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas dari penduduknya memiliki mata pencaharian di sektor pertanian. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) luas lahan panen padi pada tahun 2022 di Indonesia diperkirakan mencapai 10,61 juta hektare, hal ini tentunya mengalami peningkatan dibandingkan luas panen padi pada tahun 2021 yang sebesar 10,41 juta hektare.
Selain memiliki lahan pertanian yang luas, Indonesia juga kaya akan sumber daya alam yang melimpah dan tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Kekayaan alam yang tersedia akan memberikan sumbangsih yang baik bagi kondisi perekonomian masyarakat apabila digunakan dengan sebaik-baiknya. Banyaknya potensi yang dimiliki oleh negara kita Indonesia, seharusnya dapat berbanding lurus pula dengan kondisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakatnya. Namun, bagi para petani yang menjadi tokoh utama dalam sektor pertanian ini, apakah mereka sudah sejahtera dan makmur atas potensi yang ada?
Persoalan terkait kesejahteraan petani di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah yang cukup serius. Tampaknya terdapat beberapa latar belakang mengapa para petani di negeri kita belum sepenuhnya merasakan apa itu sejahtera. Adanya masalah berupa kesulitan dalam mengakses permodalan, kesulitan dalam menjangkau pasar, serta transaksi yang berlangsung tidak transparan, menyebabkan petani di Indonesia cenderung menjadi tidak sejahtera.Â
Belum lagi bila diperparah dengan berbagai kondisi yang tidak dapat diprediksi, seperti serangan hama dan penyakit, gagal panen, kualitas komoditi yang buruk, dan kuantitas hasil yang terkadang tidak sesuai, tak jarang membuat petani merugi di pasca panen.
Dari berbagai resiko yang sering dialami oleh para petani tersebut, Ketua Komisi B DPRD Jateng, Sumanto juga menyebutkan bahwa profesi petani saat ini mengalami penurunan dari yang semula 60 % menjadi 20 % dari total penduduk Jateng. Penyebab penurunan ini salah satunya yaitu karena penghasilan yang diterima para petani jauh di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Selain itu, generasi muda saat ini yang seharusnya dapat meneruskan keberlangsungan sektor pertanian lebih memilih menjadi buruh di pabrik yang mana kesejahteraannya telah terjamin, upah yang didapat lebih menjanjikan, dan minim resiko.
Untuk itu, hal penting yang dibutuhkan para petani di Indonesia saat ini adalah kebijakan kesejahteraan dari pemerintah dengan dibantu oleh beberapa lembaga penunjang, seperti balai pertanian, dinas terkait, serta turut menggandeng perguruan tinggi yang berkecimpung di bidang serupa. Â Pemerintah diharapkan dapat menyelenggarakan pemberdayaan-pemberdayaan secara maksimal dan tentunya berkelanjutan terhadap para petani terutama para petani kecil.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan petani dapat direalisasikan dengan cara, yaitu pemerintah diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas sektor pertanian dengan terus mengupayakan penggunaan teknologi pertanian yang mumpuni sehingga generasi muda dapat tertarik dan berminat untuk terjun di dunia agraria. Dengan begitu, sektor pertanian akan terus berlanjut dan tidak mengalami penurunan profesi petani seperti data yang dipaparkan di atas.
Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat memfasilitasi para petani melalui subsidi ataupun dalam bentuk pemberian bibit, dan pupuk serta pelatihan pengelolaan tanam yang baik. Pemerintah juga harus mendukung kegiatan petani secara utuh, yaitu tidak memberatkan petani dengan ditetapkannya kebijakan-kebijakan yang cenderung merugikan petani.
Semoga dengan adanya upaya-upaya ini, bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah pertanian dalam hal masih rendahnya kesejahteraan petani yang masih banyak dirasakan oleh petani-petani di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H