Mohon tunggu...
alfrizan imaro
alfrizan imaro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pelaksanaan Program Internship Dokter yang Membutuhkan Perhatian Lebih

9 Februari 2016   20:21 Diperbarui: 9 Februari 2016   21:05 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran sepertinya memang menjadi mimpi bagi banyak siswa sekolah menengah atas.  Dilihat dari banyaknya peminat fakultas kedokteran setiap tahunnya yang selalu menyentuh angka ribuan peminat. Tidak heran apabila fakultas kedokteran memiliki tingkat keketatan yang tinggi, sehingga untuk dapat diterima menjadi mahasiswa baru saja sudah dituntut untuk memiliki daya juang dan mental yang kuat untuk bersaing memperebutkan predikat mahasiswa baru di fakultas kedokteran.

Lama pendidikan dokter yang memakan waktu  setidaknya 5,5 – 6 tahun, yang terdiri dari fase pre-klinik, klinik dan internship, ditambah lagi dengan banyaknya materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh mahasiswa kedokteran, rasanya tidak menjadi penghalang untuk mencapai cita-citanya menjadi seorang dokter, yang selama ini dinilai sebagai pekerjaan mulia oleh banyak orang.  Seperti yang banyak orang ketahui, untuk dapat bersekolah di fakultas kedokteran memang dibutuhkan kemampuan akademis yang melebihi rata-rata, selain itu juga dibutuhkan kemauan yang keras dan mental yang kuat untuk dapat bertahan dan menyelesaikan pendidikan dokter. Setelah lulus, mahasiswa kedokteran akan menyandang predikat dokter, yang dalam pekerjaannya akan berinteraksi langsung dengan pasien. Oleh karena itu, selain kecerdasan akademis dan mental yang kuat, seorang dokter juga perlu untuk memiliki jiwa empati yang tinggi dan jiwa penolong yang besar dalam dirinya.

Terlepas dari kompetensi yang diperlukan oleh seorang dokter, perjalanan yang harus dilalui oleh mahasiswa kedokteran yang telah menyelesaikan pendidikan dokternya, untuk menyandang predikat dokter tidak bisa dikatakan mudah. Pasalnya seluruh mahasiswa kedokteran yang telah menyelesaikan masa koasnya, harus mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI), yang tujuannya sebagai standar kompetensi dokter di Indonesia. Apabila ada mahasiswa yang tidak lulus dalam ujian ini, ia bisa mengikuti ujian berikutnya yang diadakan setiap tiga bulan sekali dalam setahun. 

 

 

Pelaksanaan Internship

 

Setelah dinyatakan lulus dan menyandang predikat dokter, para dokter muda diwajibkan untuk menjalani program internship selama setahun di rumah sakit  pemerintah yang menjadi mitra dari fakultas kedokteran universitas mereka masing-masing, ada yang wilayahnya tersebar di seluruh nusantara, mulai dari pulau jawa, bahkan di daerah terpencil sekalipun.

Berdasar pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 299/MENKES/PER/II/2010 tentang penyelenggaraan program Internship dan penempatan dokter pasca Internship, Internship adalah proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan kompetisi yang diperoleh selama pendidikan, secara terintegrasi, komprehensif, mandiri serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga dalam rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan.

Hal ini tentu bersifat positif dan diharapkan dapat membantu dokter-dokter muda untuk menambah pengalaman dalam bertatap muka dan berhadapan langsung dengan pasien yang berasal dari berbagai macam latar belakang, dalam rangka meningkatkan pengabdian terhadap masyarakat. Namun, program yang diusung oleh pemerintah ini, rasanya harus dikaji lebih dalam lagi, mengingat fasilitas kesehatan yang masih minim di daerah-daerah terpencil, yang apabila dokter internship tidak dapat menangani keadaannya, sehingga ia harus merujuk pasiennya untuk memperoleh bantuan medis di tempat yang lebih memadai. Ditambah lagi akses yang tidak dapat dilewati dengan mudah dari dan menuju ke tempat terpencil tersebut. Bahkan, diakhir tahun 2015 lalu, dua orang dokter muda yang menjadi korban meninggal dunia karena sakit saat sedang menjalankan tugas. Korban pertama ialah dokter Dionisius Giri Samudra yang meninggal pada 11 November 2015 lalu akibat terserang virus campak. Dokter Andra meninggal dunia karena tak sempat mendapat perawatan yang baik saat sedang sakit di tempatnya bertugas di kota Dobo, kepulauan Aru, Maluku. Pasalnya, dokter muda tersebut baru saja pulang dari Jakarta dan tengah berada dalam perjalanan kembali ke tempatnya bertugas. Dalam perjalanan, ia sudah tampak kurang sehat dan teman-temannya pun menyarankan agar dia kembali ke Jakarta, namun ia menolak dan ingin tetap melanjutkan perjalanan untuk kembali melaksanakan tugasnya di kota Dobo, hingga akhirnya ia langsung dilarikan ke rumah sakit setibanya di Dobo, karena demam tinggi yang dideritanya. Ia pun perlu dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar, namun karena kendala transportasi, akhirnya ia tidak dirujuk, hingga akhirnya meninggal dunia.

Korban kedua adalah dokter muda yang juga tengah menjalani masa internship di kota Dobo, kepulauan Aru. Dokter tersebut bernama Afrianda Naufan atau yang lebih kenal Nanda.  Ia meninggal akibat terserang demam dan dehidrasi. Meskipun sempat dievakuasi ke RSUD di Ambon, namun nyawanya tidak terselamatkan karena kondisinya yang terus memburuk.

Dari kejadian yang dialami oleh kedua dokter internship tersebut, seharusnya kementerian kesehatan sebagai pembuat program Internship tersebut memberikan pengarahan dan pembekalan kepada tenaga medis yang akan dikirim ke tempat-tempat terpencil tersebut, agar mereka mengerti batasan-batasan apa saja yang harus dan tidak boleh dilakukan selama bertugas, guna menghindari risiko yang mungkin terjadi selama penugasan. Contoh dari kedua kasus tersebut adalah, keduanya memiliki rasa tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi, namun pada kenyataannya, mereka sebagai petugas kesehatan yang kesehariannya berhadapan dengan berbagai macam penyakit dan banyak orang, seharusnya tidak memaksakan diri untuk tetap bertugas  meskipun dalam kondisi tubuh yang tidak sehat. Karena mereka akan berisiko untuk terserang berbagai macam penyakit lainnya dan mereka juga dapat membahayakan pasien-pasiennya dengan menularkan penyakit yang tengah mereka derita. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya diperhatikan oleh kementerian kesehatan sebelum mengirim para dokter ke daerah tempat mereka ditugaskan. Karena sebenarnya mereka (para dokter yang melaksanakan internship) memiliki waktu yang panjang saat menunggu giliran melaksanakan internship, yang sebenarnya pada waktu luang tersebut, mereka bisa diberikan arahan, gambaran dan pelatihan tentang program internship yang akan mereka jalani.

[caption caption="sumber: https://www.google.co.id/search?q=dokter+internship+meninggal"][/caption] 

  

 

Dokter yang seharusnya menyembuhkan, kok malah sakit?

 

Hal lain yang perlu dijadikan perhatian oleh pemerintah, dalam hal ini kementerian kesehatan adalah kesejahteraan para dokter yang sedang menjalani program internship. Pasalnya sampai akhir tahun 2013 lalu, dokter internship yang ditempatkan di daerah terpencil diberi upah/bantuan sebesar Rp. 1,2 juta per bulan. Pada tahun 2015 yang lalu, bantuan tersebut dinaikkan menjadi Rp. 2,5 juta per bulannya. Upah yang minim, ditambah lagi belum diizinkannya dokter internship untuk membuka praktik pribadi, karena belum mengantungi SIP. Sedangkan pada pekerjaannya, dokter harus berhadapan dengan berbagai macam penyakit, sehingga dibutuhkan daya tahan tubuh yang baik agar tidak mudah tertular berbagai macam penyakit. Daya tahan tubuh yang baik hanya bisa didapatkan dari asupan makanan yang sehat. Apakah dengan dana yang minim tersebut setiap bulannya, seseorang dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan baik?

 

Sumber:

1.    http://news.detik.com/berita/3068813/dokter-muda-yang-meninggal-di-aru-sosok-yang-ramah-dan-baru-6-bulan-magang

2.    http://regional.kompas.com/read/2015/12/15/21354771/Lagi.Dokter.Internship.Meninggal.Dunia.di.Daerah.Terpencil

3.    http://citizendaily.net/nasib-dokter-muda-di-daerah-terpencil/

http://internsip.depkes.go.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun