Identitas buku
Judul buku    : Kumpulan dongeng cerita rakyat Nusantara
Penyusun     : Kak Rara Z
Penerbit      : Bintang Ilmu
Tahun terbit  : 2016
Tebal         : 108 halaman
Dimensi      : 210 x 290 mm     Â
Bahasa        : Indonesia
Sampul       : Full color
Dunia anak merupakan dunia yang penuh keceriaan, canda tawa dan dunia yang sangat menyenangkan. Dengan dunia yang serba menyenangkan itu, sebagai orang tua, kita harus kreatif dalam menyampaikan pendidikan kepada mereka.Â
Kita tidak bisa memaksakan mereka, kemudian kita membekali mereka dengan pendidikan yang baik. Salah satu cara efektif untuk masuk ke dalam dunia anak adalah melalui cerita dan dongeng.Â
Sambil menceritakan dongeng dan cerita kepada mereka, kita sekaligus dapat menyampaikan nilai-nilai positif dan keteladanan tanpa terasa memaksa.
Indonesia adalah negeri yang kaya akan cerita-cerita rakyatnya. Hampir setiap daerah mempunyai cerita rakyat, baik berupa cerita asal usul, mitos maupun legenda. Namun sayang, di zaman kemajuan teknologi sekarang ini, cerita-cerita rakyat nusantara mulai terlupakan. Anak-anak lebih hafal dan tahu cerita-cerita komik manga ataupun dongeng-dongeng Disney yang sering mereka tonton.
Cerita rakyat adalah bentuk penuturan yang pada dasarnya tersebar secara lisan dan di wariskan turun-temurun di kalangan masyarakat atau penduduk secara tradisional. Yang dimaksud cerita rakyat Nusantara adalah cerita rakyat yang di nilai masih berpengaruh dalam kehidupan masyarakat sekitarnya dan bermanfaat bagi pembinaan kepribadian bangsa.
Buku Kumpulan dongeng cerita rakyat Nusantara ini mengisahkan cerita-cerita daerah dari 34 Propinsi di Indonesia. Cerita-cerita rakyat Indonesia kembali di angkat agar anak-anak generasi sekarang ini mengenal dan mengetahui bahwa ada banyak sekali cerita daerah yang bagus dan menarik.Â
Dalam buku cerita ini, anak-anak dapat pula mengambil contoh dari sebuah perbuatan dan akibatnya. Sehingga, mereka akan lebih mengerti akan konsekuensi atas sebuah perbuatan. Buku ini juga dapat memberikan wawasan dan menawarkan nilai-nilai yang pantas diteladani oleh anak-anak dalam upaya pembinaan kepribadian bangsa.
Salah satu dongeng cerita rakyat yang ada di buku ini adalah dongeng "Batu Menangis"Â yang berasal dari Provinsi Kalimantan Barat. Dongeng "Batu menangis" ini menceritakan tentang seorang janda tua dan anaknya yang tinggal di sebuah bukit.Â
Anaknya begitu cantik, namun sifatnya tak secantik parasnya. Setiap hari ia selalu bermalas-malasan. Ia juga sangat manja, semua keinginannya harus selalu dituruti tanpa memikirkan ibunya yang miskin. Suatu hari ibunya mengajak anaknya ke desa untuk berbelanja. Anaknya memakai pakaian yang sangat bagus.Â
Namun, ibunya hanya memakai pakaian yang dekil. Anaknya berjalan didepan dan ibunya dibelakangnya. Banyak pemuda yang terpana akan kecantikannya. Banyak orang pula yang bertanya mengenai ibunya. Namun, ia selalu menjawab bahwa ia pembantunya.Â
Pada akhirnya, sang ibu tak kuasa menahan kesedihan yang diberikan oleh anaknya. Ia berdo'a kepada Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka kepadanya. Atas kehendak Tuhan, sang anak berubah menjadi batu. Meskipun sudah menjadi batu, namun semua orang dapat melihat kedua matanya menitikkan air mata. Sehingga batu ini disebut dengan Batu Menangis.
Dongeng "Raja Parakeet"Â dari Provinsi Aceh ini menceritakan tentang seekor raja burung parakeet yang hidup bersama rakyatnya dengan damai. Hingga pada suatu hari ada seorang pemburu yang menaruh perekat di sekitar sangkar mereka. Mereka merencanakan untuk melarikan diri dari perangkap tersebut.Â
Akhirnya, mereka berhasil untuk melarikan diri kecuali sang raja. Raja Parakeet meminta kepada pemburu untuk tidak dibunuh dengan imbalan dia akan selalu menghibur si pemburu. Setiap hari ia menyanyi dengan merdu. Kabar kemerduannya sampai kepada raja.Â
Sang raja kemudian menukar burung tersebut dengan harta-benda yang banyak. Walaupun burung parakeet hidup di istana, namun ia tidak bahagia. Ia selalu ingat hutan Aceh tempat tinggalnya. Ia pun berpura-pura mati dan melarikan diri dari istana menuju hutan kediamannya.
Dongeng "Pak Lebai malang" dari Provinsi Sumatera Barat ini menceritakan tentang seorang guru agama yang hidup disebuah desa. Suatu hari ia mendapat undangan pada waktu yang sama. Pak Lebai menimang-nimang untung dan rugi dari setiap undangan. Hingga perjalanan menuju tempat pestapun Pak Lebai belum dapat memutuskannya.Â
Pertama, ia menuju hulu sungai, ditengah jalan ia berbalik ke arah hilir. Begitu hampir sampai, dilihatnya beberapa tamu menuju hulu sungai. Iapun menuju hulu sungai.Â
Sesampainya ditepi hulu sungai, pesta disana sudah selesai. Pak Lebai buru-buru menuju hilir sungai. Sayangnya, disanapun pestanya sudah selesai. Karena sangat lapar, Pak Lebai memutuskan untuk memancing. Setelah agak lama, kailnya pun dimakan ikan.Â
Namun, kail itu menyangkut. Iapun terjun untuk mengambil ikan tersebut. Sayangnya, ikan tersebut dapat meloloskan diri. Dan anjingnya memakan nasi yang ia bawa. Oleh karena kemalangan nasibnya, Pak Lebai dijuluki Lebai Malang.
Dongeng "Kasuari dan Dara Mahkota"Â dari Provinsi Papua ini menceritakan tentang seekor kasuari yang memiliki sayap yang lebar dan kuat. Namun, ia sombong dengan kelebihannya tersebut. Burung lain pun akhirnya kuwalahan dengan kesombongan kasuari dan menganggap kasuari telah keterlaluan dan keangkuhannya harus segera dihentikan.Â
Akhirnya, mereka memutuskan untuk menantang kasuari lomba terbang. Kasuari yakin bahwa ia akan menang. Burung pipit mengatakan bahwa sebelum pertandingan, peserta boleh mematahkan sayap lawan.Â
Saat hari pertandingan, diam-diam dara mahkota menyisipkan sebilah kayu di balik sayapnya. Kasuari yang baru tahu lawannya tertawa terbahak-bahak. Kini mereka siap memulai, burung kasuari maju untuk mematahkan sayap, terdengar suara KREEK! Dara Mahkota pura-pura menjerit.Â
Lalu dara mahkota pun mencoba mematahkan sayap kasuari, iapun menjerit kesakitan, sayapnya pun lepas. Ketika aba-aba dibunyikan, dara mahkota melesat ke udara, Namun, kasuari tidak bisa terbang. Sejak saat itu, kasuari tidak bisa terbang karena sayapnya memendek dan hanya bisa mencari makan ditanah.
Dongeng lain yang ada dalam buku Kumpulan dongeng cerita rakyat nusantara ini yaitu: Ajisaka dan huruf Jawa, Ande-ande lumut, Batu golog, Buaya perompak, Bunga kemuning, Danau Toba, Lutung kasarung, Kera dan Ayam, Si rusa dan si kulomang, Si Sigarlaki dan si Limbat, Suri ikun dan dua burung, Tadulako bulili, Si kelingking sakti, Si Pitung, Si raja tidur, Kebo Iwa, Kutukan Raja Pulau Mintin, Asal usul Danau Lipan, Legenda batu kuwung, Legenda bulalo la limutu (Danau Limboto), Gunung Batu Bangkai, Putri tujuh  (asal usul dumai), Kisah meninggalnya Raja Bunu, Asal usul Pulau Belitung, Asal mula tari patuddu, Putri Tidampalik, Legenda Teluk Gelam OKI, Candi Prambanan, Bujang katak, dan Asal usul burung cenderawasih. Dongeng-dongeng tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dan pada setiap cerita memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri.
Buku ini cocok untuk dibaca pada semua umur, khususnya pada usia anak-anak. Selain untuk memperkenalkan cerita rakyat, buku ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran akan berbagai provinsi di Indonesia. Dengan mengenal kebudayaan melalui cerita rakyat, diharapkan anak-anak dapat mencintai budaya bangsa kita sendiri.Â
Artinya dengan membaca buku ini, anak-anak akan lebih mengenal kebudayaan, tempat, dan kekayaan alam yang ada di seluruh penjuru Indonesia. Selain itu, pada setiap cerita terkandung pesan moral yang dapat merangsang kecerdasan emosional dan spiritual anak.
Bahasa yang digunakan penulis mudah untuk dipahami pembaca, khususnya anak-anak. Buku ini sangat menarik untuk dibaca oleh anak-anak karena selain bahasanya yang mudah dipahami, buku ini dilengkapi ilustrasi gambar yang berwarna pada setiap cerita sehingga anak tidak mudah merasa bosan untuk membacanya.
Dilihat dari sampulnya, buku ini sudah dapat menarik perhatian pembaca. Karena sampul buku ini menggunakan kertas tebal serta penulisan judul dibuat menonjol. Dengan dilengkapinya gambar-gambar dan warna pada sampul, dapat menambah minat pembaca untuk membacanya.
Akan tetapi, buku ini juga memiliki beberapa kekurangan. Pada salah satu cerita di buku ini, terdapat kesalahan dalam penulisan kata. Terdapat pula tanda baca yang kurang tepat, sehingga pembaca sulit untuk memahami jalan cerita tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H