Diumur 7 tahun, saya sering melihat ayah merokok sembari meminum kopi kapal api tanpa gula di teras rumah, ayah saya adalah pecandu rokok, pagi sampai malam tidak pernah berhenti merokok.
Dulu, tahun 2011 rokok ayah saya gudang garam filter isi 16 yang harganya Rp. 9.000, saya bisa tau karna dulu sering diutus untuk membeli rokok ke warung sebelah rumah.
Menginjak umur 11 tahun yang dimana pada saat itu masih kelas 4 SD, timbul rasa ingin mencoba untuk merokok, karna penasaran dengan sensasi yang ditimbulkan
Berbekal 1 batang rokok milik ayah yang saya ambil dari di meja kerja, saya menyelinap masuk ke gudang rumah untuk membakar rokok dan perlahan mengisap, batuk dan tenggorakan terbakar, itulah yang dirasakan awal pertama kali merokok dan disaat itu juga saya membuang rokok ke selokan yang berada di dekat gudang rumah.
Setelah itu timbul rasa menyesal karna telah mencoba merokok, tetapi seminggu kemudian saya mencoba untuk merokok lagi untuk ke dua kalinya, dan yang dirasakan masih sama, batuk, tenggorokan tidak enak, dan menyesal setelah mencobanya dan berakhir rokok itu dibuang.
Tidak berhenti disitu, saya terus mencoba merokok hingga percobaan yang ke tiga, berbeda dengan sebelumnya, percobaan merokok ke tiga kali sedikit membuah kan hasil, yang dirasakan sudah tidak terlalu batuk dan tenggorokan tidak terlalu sakit, karana saya mencoba untuk lebih rileks dan perlahan untuk mengisap rokok dan akhirnya menemukan kenikmatan merokok, tetapi setelah selesai 1 batang pertama, yang dirasakan mual, tangan gemetar dan pusing di waktu yang cukup lama, untungnya pada saat itu saya bisa mengatasi dengan mengirup minyak kayu putih.
Semenjak 'bisa merokok' saya mulai menghabiskan rokok 1-2 batang per hari, dan kemudian naik menjadi lebih banyak hingga bisa 1 bungkus per hari
Kini sudah 8 tahun lebih saya merokok, orang tua juga tau kalau saya merokok tetapi orang tua intinya mengatakan, boleh merokok asal tau batasan dan lebih baik berhenti.
Teman sepantaran saya juga banyak yang merokok, dan kebanyakan mereka merokok pada saat awal masuk SMP karena pergaulan, berbeda dengan saya yang merokok sejak kelas 4 SD karena penasaran melihat sosok ayah yang suka merokok dan sekarang  malah menjadi pecandu rokok
Rokok sudah menjadi hal utama bagi saya dan banyak rokok yang sudah dicoba mulai dari merk abal-abal sampai terkenal, dan karena saya pecandu rokok, segala sesuatu saya mulai dengan merokok, mulai dari sebelum berangkat sekolah, sepulang sekolah, mengerjakan sesuatu, nongkrong dengan teman dan bahkan sebelum menulis artikel ini saya juga merokok dulu.
Rokok adalah teman bagi saya ketika memulai, setelah dan menghadapi sesuatu.