Mohon tunggu...
Imanuel heri Setiawan pani
Imanuel heri Setiawan pani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Konten apologetika, teologi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengharapan dalam Impian yang Hancur

1 September 2024   13:55 Diperbarui: 1 September 2024   13:56 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Secara hati saya sangat lega, namun ternyata persoalan tidak berhenti sampai disini. Pihak SATI meminta nilai transkip saya supaya saya bisa menjadi mahasiswa transfer sehingga saya tidak akan mengulang semua mata kuliah yang pernah ditempuh di STTII Bali. Jika saya tidak menyerahkan transkip nilai saya, maka saya otomatis jadi MABA dan harus mengambil semua mata kuliah termasuk yang sudah saya ambil di STTII. Pihak SATI memberikan waktu sampai pada akhir semester berjalan ketika saya pindah di SATI.

Iman saya kembali diuji, karena Transkip nilai saya tidak bisa keluar dari STTII karena saya memiliki tunggakan uang kuliah disana. Saya kembali berseru kepada Tuhan dalam doa. Saya tetap memiliki keyakinan yang sama. Saya yakin Tuhan pasti akan memenuhi segala kebutuhan saya selama saya kuliah. Saya kuliah ini karena atas kehendak Tuhan, jadi Tuhan tidak akan mungkin mempermalukan anak-NYA. Selain saya berdoa, saya jg mengirimkan surat permohonan kepada pihak gereja agar berkenan membantu saya melunaskan tunggakan uang kuliah saya di STTII. Secara finanisial saya tidak ada kemampuan untuk kuliah, karena saya dari keluarga yang tidak mampu. Orang tua saya hanya seorang pendeta biasa yang hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari. Bahkan secara logika, bisa dikatakan minus. Karena itulah kenapa saya dulu bekerja, karena untuk membantu ekonomi keluarga saya.


Beberapa bulan kemudian surat permohonan saya mendapatkan respon dari gereja tempat saya beribadah. Pihak gereja melunaskan semua biaya tunggakan saya di STTII sehingga transkip nilai saya dapat keluar. Pada akhirnya saya masuk di SATI sebagai mahasiswa transfer.


Namun ternyata terjadi masalah lagi. Pada waktu pergantian semester genap ke ganjil, uang kuliah saya tidak dapat terbayarkan karena sponsor dari STT SATI berkurang sehingga saat batas registrasi ulang, uang kuliah semester ganjil tidak terlunasi. Saya kembali berseru kepada Tuhan. Jujur saja, saya sempat putus asa namun hati saya berkata untuk tetap percaya saja kepada Tuhan. Pada akhirnya sebelum perkuliahan di mulai, uang kuliah saya terbayarkan lunas.

Secara moral saya dibuat jantungan, karena saya tidak ada uang sama sekali. Tapi secara rohani saya dilatih untuk tetap percaya penuh kepada Tuhan. Waktu saya masih aktif bekerja, ketika saya membutuhkan sesuatu saya tinggal beli aja. Tidak cemas dan bingung karena saya ada gaji dan itu lebih dari cukup. Akan tetapi saat ini, uang dari mana. Penghasilan tidak ada, bahkan untuk uang kebutuhan sehari-hari saja saya tidak ada. Untuk sekedar beli sabun saja, saya harus berdoa dulu sama Tuhan, barulah Tuhan kirimkan berkat buat saya bisa beli sabun dan bahkan bisa beli gorengan.


Dari kisah saya ini, saya mau menarik hikmah untuk pembaca semuanya. Jangan pernah sekali-kali putus asa meskipun mungkin saat ini impianmu hancur. Berserahlah kepada Tuhan sepenuhnya. Jangan menyerah dan putus asa. Saudara, ketika impian saya hancur, mungkin orang berpikir saya akan menjalani kuliah diteologi hanya setengah-setengah atau bahkan asal-asalan. Tapi justru saya tetap melakukan totalitas dengan tetap belajar sungguh-sungguh meskipun teologi bukanlah impian saya. Saya mau buktikan ke Tuhan bahwa meskipun impian saya hancur, saya tetap berusaha melakukan yang terbaik meskipun diluar ekpetasi yang saya harapkan. IPK saya sampai semester kemarin, saya masih mendapatkan nilai IPK 3,52. Kalau saya asal-asalan dalam kuliah, mungkin IPK saya dibawah 3 atau bahkan dibawah 2. Tapi saya sungguh-sungguh dalam kuliah.

Kiranya dengan kisah saya ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita smua. Meskipun impian telah hancur. Jangan pernah menyerah dan putus asa. Tetap bangkit dan lakukanlah yang terbaik maka Tuhan pasti akan buka jalan buat kita smua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun