Mohon tunggu...
Indah Puspito
Indah Puspito Mohon Tunggu... Lainnya - Ex-Sekretaris Gereja Katolik di Yogyakarta

Waktu adalah kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita di Kala Hujan

7 Maret 2024   10:15 Diperbarui: 7 Maret 2024   10:22 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kringggg....

Swara alarm HP membangunkan ku dari mimpi siang

Kutengok layar HP

Kulihat angka 14:00 di pojok kiri atas

Saatnya roda dua berputar melaju menjemput siang

Menerobos padatnya jalan oleh insan kelaparan

Langkah roda tertahan oleh lampu merah

Di perempatan berjajar memanjang para penculik siang

Wajah-wajah kelaparan dan dahaga

Dahi mengernyit oleh panasnya mentari

Kutengok punggung tangan nan belang

Hatipun menggumam, ahhh...lupa lagi kan 

Hal-hal kecil selalu alpa di benak 

Seorang Bunda hanya memikirkan pelayanan nan tulus

Diri sendiri sering terlupakan

Derrrr....

Swara menggelegar dari langit mengagetkan

Mendung gelap menggantung

Dan.... akhirnya rintik-rintik air pun jatuh

Hmmm, kehujanan lagi, dan lagi...

Swara bel sekolah berkumandang lantang

Membuyarkan lamunan di siang yang basah

Air yang jatuh perlahan mengirimkan salam mesra

Lewat gelembung-gelembung air yang menempel erat dari ujung kaki 

Kami pun menerjang dinginnya siang dan redupnya cahaya 

Dan....air langit pun semakin deras membasahi buana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun