Mohon tunggu...
Indah Puspito
Indah Puspito Mohon Tunggu... Lainnya - Ex-Sekretaris Gereja Katolik di Yogyakarta

Waktu adalah kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doaku untuk Bunda

25 November 2022   21:00 Diperbarui: 25 November 2022   21:03 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaki melangkah seirama detak nadi

Kulewati lorong panjang berliku

Kupandangi tembok putih di kanan kiri
Tiada senyum di wajah mereka
Rupa pucat pasi raga lemah mata sayu


Selang-selang bergelantungan
Jarum menancap di tangan
Tetes cairan nampak di balik pipa selang kecil
Sapaan insani berbaju putih membuat mereka tersenyum


Butiran-butiran kecil warna warni
Menjadi santapan setiap hari
Ada semangat dan harapan di hati
Walau gurat-gurat di wajah tak mampu  menyembunyikan rasa pedih


Di kala malam menjelang
Kesunyian serasa mencekam
Yang kudengar hanyalah swara-swara erangan dari balik dinding putih


Mulutpun hanya mampu berkata-kata tak terucap

Berserah diri pada Sang Pemberi Hidup

Ku hanya mampu menatap Bunda
Yang kini nampak tertidur pulas
Menggenggam Rosario putih di tangan


Doaku selalu untukmu Bunda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun