Tidak heran kalau beredar banyak cerita tentang Jepang. Di hatle terlihat orang membaca. Di tempat-tempat umum terlihat orang membaca. Di sekolah-sekolah dan di kampus-kampus apalagi! Tentu terlihat kegiatan membaca yang lebih masif.
Tentu saja, seseorang yang gemar membaca memiliki keinginan yang besar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan atau informasi baru dari teks yang dibacanya. Dan memang demikian. Orang-orang yang gemar membaca biasanya memiliki banyak pengetahuan. Tidak salah kalau kemudian muncul slogan Buku Adalah Jendela Dunia.
Sementara bisa membaca hanya sekadar melafalkan huruf-huruf. Melaksanakannya hanya pada saat ada tuntutan seperti di kelas karena disuruh guru. Atau membaca di rumah karena disuruh oleh orang tua. Jadi, kalau tidak perintah dari luar tidak akan membaca. Membaca yang demikian cenderung asal-asalan. Membaca asal-asalan tentu tidak melibatkan konsentrasi. Membaca tanpa konsentrasi tidak akan memberikan tambahan ilmu pengetahuan atau informasi yang optimal.
Orang yang bisa membaca belum tentu memiliki keinginan untuk membaca. Jadi, peserta didik yang bisa membaca tetapi tidak memiliki keinginan untuk membaca tentu tidak mengalami perkembangan dalam keterampilan membacanya. Dapat dipastikan, peserta didik atau bahkan orang dewasa yang bisa membaca tetapi tidak gemar membaca maka tingkat literasinya sangat rendah.
Jadi, apalah artinya bisa membaca tetapi tidak gemar membaca. Hanya dengan gemar membaca seseorang akan menyadang predikat literat. Artinya, ia akan memiliki banyak pengetahuan dan ilmu serta piawai dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki dalam praktik hidup keseharian.
Upaya Meningkatkan Gemar MembacaÂ
Karena gemar membaca jauh lebih penting dari sekadar bisa membaca, maka yang perlu kita kejar dan tanamkan lebih dahulu kepada anak-anak yaitu gemar membaca. Kapan dan bagimana melakukannya?
Gemar membaca perlu dilakukan sejak dini bahkan sebelum bisa membaca. Gerakan ini harus dimulai dari rumah. Orang tua sebaiknya mengenalkan buku kepada anak sedini mungkin.Â
Di rumah kenalkan dengan buku-buku di perpustakaan keluarga. Jika tidak memiliki perpustakaan kelarga, segera buat! Ajak juga anak-anak secara temporer mengunjungi perpustakaan kota dan toko buku. Jangan lupa, kalau ada komunitas baca di lingkungan, sekali-sekali ajak juga anak-anak ke sana.
Anak-anak pada saat usia dini memang belum bisa membaca tetapi sangat berarti jika anak-anak diajari untuk mencintai buku. Ajari untuk membuka buku. Ajari untuk menikmati gambar-gambar yang ada di buku. Beri kesempatan anak-anak untuk beremajinasi tentang gambar di sana. Beri kesempatan agar anak mengungkapkan pendapatnya.Â
Ajari anak untuk menutup buku dengan benar. Ajari pula untuk mengembalikan buku ke tempat semula. Pun ketika pulang ajaklah anak-anak untuk berceloteh tentang buku yang baru saja dilihat dan dipegangnya. Dengan begitu, cinta anak terhadap buku akan tumbuh. Witing tresna jalaran saka kulina, ini mudah-mudahan terjadi!Â