3) Hasil belajar itu bukan nilai (angka)
Sering kali orang dewasa baik orang tua siswa maupun guru sudah puas dengan capaian angka. Jika anak atau siswa sudah mencapai angka di atas kriteria ketuntasan maka sudah merasa puas.
Bahkan bagi sebagian orang dewasa semakin tinggi nilai (angka) dicapai, semakin bangga. Padahal seringkali angka-angka itu tidak menggambarkan keseluruhan kompetensi.
Jelasnya begini! Kompetensi meliputi keseluruhan kemampuan baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Sedangkan nilai (angka) yang didapat siswa itu cenderung hanya mengukur kemampuan kognitif.
Dengan begitu, ada baiknya kita me-reset mindset yang sudah salah itu. Kita siapa? Ya, semua orang dewasa baik awam dalam hal ini orang tua siswa maupun praktisi yakni guru dan stekeholder pendidikan.
Pembelajaran daring tidak boleh kering. Karena daring pembelajaran jarak jauh, maka perlu dirancang dengan penuh gizi edukatif serta memperhatikan efektifitas penggunaan sarana hingga pembelajaran benar-benar bermakna tinggi bagi pelajar.
Penggunaan sarana teknologi itu harus tetapi sarana moderen tersebut tidak serta merta membuat pembelajaran menjadi bermutu. Sarana moderen harus diimbangi dengan konten yang berbobot sesuai tuntutan kompetensi.
Dengan begitu, pembelajaran daring bukan saja disenangi oleh pelajar tetapi memberi makna dalam kehidupan sekarang dan yang akan datang @ salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H