Bagi, pengendara yang ingin cepat berjalan karena suatu keperluan mendesak, hal di atas itu tadi menggemaskan sekali.
3) Pak Ogah 'bertugas' dengan jam suka-suka. Terkadang lalu lintas sepi, Pak Ogah tetap beraksi mengatur lalu lintas. Tetapi terkadang terjadi sebaliknya. Saat jam sibuk, lalu lintas sangat ramai tetapi Pak Ogah malah istirahat, duduk sambil menghitung recehan yang sudah terkumpul. Ia tak peduli lalu lintas di pertigaan sedang krodit.
Begitulah Pak Ogah. Tidak bisa disalahkan sebab memang tak ada yang mengatur 'jam dinas' Pak Ogah. Ia mengawali kerja sendiri dan mengakhirinya saat dia mau. He he he tak bisa disalahkan.
Orang orang yang berpandangan positif juga memiliki alasan:
1) Pak Ogah sangat membatu kelancaran menyeberang jalan.
Bagi orang-orang yang tidak memiliki nyali besar keberadaan Pak Ogah itu sangat membantu. Bayangkan, orang penakut berada di persimpangan jalan yang saling serobot. Tentu itu membuat hati gemetar. Iya, kan.
Nah, dengan adanya Pak Ogah, orang-orang yang mestinya takut menyeberang menjadi berani. Pun tidak menimbulkan tumpukan kendaraan.
2) Pak Ogah tidak pernah pasang tarif. Ikhlas berapa pun diterima. Tidak diberi pun tak akan mengejar pengendara.
Jadi, silakan saja mau memberi seribu, dua ribu, lima ribu silakan saja. Memberi lima  ratus rupiah juga diseberangkan lo. Pak Ogah yang ini tidak seperti Pak Ogah dalam film Si Unyil.
3) Pak Ogah relatif tidak membedakan siapa yang akan menyeberang. Tidak seperti dalam cerita Yuyu Kakang yang menyeberangkan perawan Keleting Kuning.
Semua pengendara yang kerepotan berbelok atau menyeberang pasti dibantunya. Lalulintas dari segala arah akan diatur hingga Anda bisa melintas dengan aman.