Benar, dua geguritan di atas lebih kita kenal sebagai syair lagu Didi Kempot. Nah, tetapi cobalah baca dan rasakan kenimatan atara repetisi bunyi, persajakan di akhir kalimat, harmoni bahasa, dan daya bayang yang luar biasa dalam. Pantas saja ketika geguritan itu dilantunkan oleh sang pencipta yang juga penyanyi itu, penikmatnya begitu antusias-histeris.
Sebagai penutup, ada yang penulis kagumi dan belum bisa terjelaskan. Pasti para penonton pentas Didi Kempot di berbagai tempat itu ada (bisa jadi banyak) yang tidak mengerti betul bahasa Jawa. Namun, mereka terlihat ikut meneteskan air mata! Nah, itu! @ Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H