Malam itu jam menunjukan pukul 11 malam. Sebagai pelajar yang sedang tidak ada laptop, saya memilih warnet sebagai tempat untuk mengerjakan tugas dan mengambil kesempatan untuk bermain game online favorit. Setelah selesai saya memutuskan pulang.Â
Ibu biasanya menungguku pulang sembari mengeringkan rambut dan menonton televisi. Sesampainya di rumah ibu berkata, "jam segini kok baru pulang kak ?". Biasanya saya hanya beralasan bahwa saya mengerjakan tugas dan sebentar bermain di warnet. Setelah itu saya bertanya ke ibu tentang alasanya yang sedikit risau mengenai aku yang pulang larut malam.Â
Ibu mulai bercerita tentang masa remajanya yang jarang keluar malam. Kakek saya mengajarkan kepada ibu untuk tetap dirumah saat malam dan belajar. Kakek menekankan bahwa usaha kerasnya untuk membiayai pendidikan harus diimbangi dengan usaha keras ibu dalam belajar.Â
Kakek saya adalah seorang petani biasa, namun ia memiliki pemikiran yang tidak biasa. Ia berambisi untuk menyekolahkan anak anaknya di sekolah-sekolah swasta unggulan. "Sekolah karo wong londo ben disiplin", katanya kepada anak anaknya. Artinya adalah bahwa kakek saya ingin anak-anaknya bersekolah dengan didikan orang belanda yang terkenal dengan kedisiplinannya. Itulah sebuah nilai yang diajarkan kepada ibu saya.
Ibu saya tidak sekedar mengartikanya dengan kedisiplinan dan akademik. Lebih dari itu, ia memaknainya dengan bagaimana kita harus berjuang demi yang terbaik untuk sesuatu yang kita nilai berharga dalam hidup kita. Tidak hanya sekedar memaknainya, ibu saya tentunya juga melakukanya. Kedua orang tua saya bekerja keras agar anaknya bisa mendapatkan pendidikan sebaik baiknya.Â
Cukup untuk sedikit latar belakangnya. Cerita berlanjut pada nasihat ibu setelah ia bercerita tentang kehidupannya saat muda. Ibu sebenarnya tidak terlalu masalah jika saya pulang cukup larut. Ibu saya berkata bahwa dewasa ini sudah bukan zamannya untuk berdiam diri di rumah dan belajar sendiri. Ibu percaya bahwa sekarang saya harus bisa lebih menyerap apa saja yang ada disekitar saya.Â
Belajar dari pengalaman orang lain dan dari mana saja namun tetap sesuai dengan moral dan norma yang berlaku di masyarakat. Ibu beranggapan bahwa jika hanya belajar sendiri, saya akan ketinggalan dengan orang lain. Ibu berpendapat bahwa dunia ini semakin cepat dalam bergerak. Ia menantang saya untuk terus mengkonsumsi segala materi dan apa yang penting bagi saya. Hal ini dikarenakan harapan agar saya bisa terus beradaptasi. Hal ini mengingatkan saya pada suatu voice line dari salah satu karakter dalam game, "consume and adapt."
Sebuah nilai yang menjadi penting yaitu bagaimana saya belajar untuk mengikuti sebuah nilai dari keluarga. Nilai yang adalah kegigihan dalam berjuang. Kini nilai itu kembali disempurnakan oleh sosok ibu yang mengajarkan bahwa kita harus sadar untuk apa dan bagaimana kita akan berjuang. Terus belajar dan terus beradaptasi menjadi sebuah nilai baru dari ibu untuk membantu saya tetap hidup untuk beberapa tahun kedepan.Â
Dalam buku Communication Between Culture karya Samovar dkk, dikatakan bahwa keluarga adalah bagian yang penting. Keluarga adalah tempat pertama kita belajar dan identitas kita dibentuk.
 Identitas yang tercermin dari nilai yang diajarkan ibu membuat saya menjadi orang yang mau terus belajar sesuatu yang baru. Hal ini tentu menjadi pembeda saya dengan orang lain, sebab saya belajar dari segala sesuatu yang menarik. Saya adalah apa yang dapatkan dari dunia, dan saya akan terus beradaptasi untuk tetap menjadi bagian dari dunia.Â