Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sudah di TPS, Pemilih Bingung Belum Punya Pilihan

14 Februari 2024   20:24 Diperbarui: 14 Februari 2024   20:29 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat melihat papan informasi Capres dan Caleg di TPS. Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.

Salah satu perlengkapan di Tempat Pemunguan Suara (TPS) adalah pengumuman pada sebuah papan berisi daftar calon Presiden dan wakil rakyat di berbagai tingkatan. Pengumunan dalam lembaran-lembaran kertas dan panitia penyelenggara sudah menyiapkannya di TPS.

Pengumuman daftar calon presiden dan wakil presiden berupa foto ketiga pasangan, partai pengusung dan visi-misi. Sementara daftar calon Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di berbagai tingkatan berupa daftar nama calon, nomor urut dan foto.

Informasi daftar calon juga ada di TPS 02 Desa Maunum, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Hari ini, Rabu (14/2/2024), saya ketika tiba di TPS langsung menuju papan pengumuman tersebut yang menarik perhatian.

Saya sebenarnya sejak lama sudah memiliki calon-calon pilihan dan sudah mengetahui nama serta nomor urut mereka. Namun saya harus melihat papan pengumuman untuk sekedar kepo calon yang lain.

Masyarakat pemilik hak suara yang datang ke TPS juga banyak yang mengerumuni papan pengumuman untuk melihat-lihat daftar para calon. Beberapa pemilih baik anak muda maupun orang tua bingung saat melihat daftar tersebut karena belum memiliki calon pilihan. Gawat! Sudah di TPS untuk coblos namun belum punya pilihan.

Menurut saya, pemilih belum memiliki pilihan hingga detik akhir pencoblosan karena kurangnya literasi. Selain itu juga karena kurangnya sosialisasi dari para calon dan penyelenggara Pemilu.

Pemilih muda yang memiliki smartphone saja tidak memiliki pilihan jelang pencoblosan di TPS. Artinya akes informasi dan literasi sang pemilih bersangkutan masih rendah.

Para orang tua di kampung yang buta huruf, tidak memiliki ponsel dan televisi/radio, lebih parah lagi akses informasinya tentang para calon. Agak beruntung kalau saat masa kampanye sempat mengikuti kampanye dari seorang calon.

Masalah ini juga muncul karena kurang atau terbatasnya sosialisasi dari para calon dan penyelenggara Pemilu sehingga masyarakat tidak tahu harus memilih siapa.

Selama kampanye para calon legislatif dan tim sukses calon presiden tidak menjangkau semua penjuru kampung. Kampanye pertemuan dengan masyarakat hanya terbatas di tempat tertentu. Alat peraga kampanye juga hanya berada di titik-titik tertentu dan tidak memuat semua calon.

Dari pihak penyelenggara, informasi pasangan calon presiden dan calon wakil rakyat hanya ada di website. Seharusnya informasi atau pengumuman daftar calon seperti yang ada di TPS sudah ada di tengah masyarakat sejak penetapan calon.

Betapa bagusnya jika penyelenggara Pemilu sebelum pencoblosan sudah menempelkan daftar calon presiden dan calon legislatif di tempat umum yang strategis dalam wilayah suatu TPS. Dengan demikian sejak jauh hari masyarakat juga sudah mengetahui para calon pilihannya.

Semoga cerita Pemilu ini menjadi catatan bagi para politisi dan penyelenggara Pemilu dalam pesta-pesta demokrasi mendatang. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun