Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pencoblosan Molor Dua Jam, Pemilih Sebal dan Ngomel

14 Februari 2024   18:54 Diperbarui: 14 Februari 2024   20:25 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu panggilan untuk mencoblos cukup lama dan menyebalkan. Beberapa pemilih mengeluh lapar karena datang tepat waktu sejak pagi.

Saya pun baru mendapat panggilan ke ruang pencoblosan sekitar pukul 11.00 WITA. Di ruang pencoblosan pun harus menunggu belasan menit untuk menerima surat suara.

Lamanya pencoblosan karena durasi coblos tiap pemilih agak lama. Panggilan untuk pemilih juga memiliki jeda beberapa menit dari pemilih sebelumnya.

Salah satu pemandangan lainnya adalah KPPS tidak mempersilahkan pemilih menerima surat suara untuk mencoblos sementara ada bilik suara yang kosong. Ah, mungkin ada prosedurnya sehingga pemilih tidak langsung mengisi bilik yang kosong.

Hingga pukul 16.00 WITA pencoblosan di TPS ini yang memiliki 200-an pemilih berada di penghujung pencoblosan. Sementara itu hasil quick count sudah bergerak hingga jumlah suara masuk 30 persenan. Sepanjang mengikuti pencoblosan selama ini, baru kali ini yang paling molor.

Pencoblosan yang molor sudah pasti akan membuat perhitungan suara bisa sampai tengah malam. Fisik petugas KPPS sudah pasti akan terkuras. Semoga mereka tetap kuat dan sehat selalu.

Semoga cerita Pemilu hari ini dapat menjadi evaluasi bagi penyelenggara demi kelancaran pesta demokrasi di waktu-waktu mendatang. Selamat menikmati hasil Pemilu hari ini, jayalah Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun