Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Natal, Panggilan untuk Peduli Terhadap Sesama

25 Desember 2023   05:02 Diperbarui: 25 Desember 2023   07:23 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana pada Minggu (24/12/2023) sore tampak mendung dan sejuk selepas hujan lebat. Jam di ponsel menunjukan pukul 16.30 WITA dan 30 menit lagi ibadah Natal akan mulai.

Orang-orang semakin berdatangan ke Gereja Sonhalan di Kelurahan Niki-Niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, untuk ikut ibadah. Beberapa di antaranya adalah para perantau yang kembali ke kampung untuk merayakan Natal bersama keluarganya.

Tidak lama kemudian gedung gereja sudah penuh hingga di luar. Ibadah Natal ini berlangsung dalam gedung gereja baru yang sementara dalam proses pembangunan.

Gedung baru berkapasitas 1.000 orang sehingga menjadi pilihan tempat ibadah Natal dengan lonjakan kehadiran umat. Gedung lama yang biasanya menjadi tempat ibadah setiap Minggu cuma berkapasitas sekitar 500 orang.

Ibadah Natal berlangsung khidmat di bawah pengawalan aparat keamanan dari Polsek Amanuban Tengah dan Koramil 1621/02. 

Dalam ibadah Natal ini ada drama musikal singkat yang memberi pesan bahwa Tuhan peduli dan mengasihi semua umat manusia tanpa membeda-bedakan.

Pendeta Marthelda Fay yang memimpin ibadah dalam salah satu poin refleksinya mengatakan bahwa Natal sebagai panggilan untuk peduli terhadap sesama secara tulus. Natal merupakan momen peduli sesama, tenggang rasa dengan orang lain bukan mati rasa atau tanpa rasa.

Natal membawa sukacita namun jangan sampai merayakannya dengan hal yang mengganggu orang lain. Misalnya membuka musik dengan suara keras, membunyikan petasan/meriam dan  menggeber sepeda motor di jalan.

Suasana ibadah Natal di Gereja Sonhalan Niki-Niki. Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.
Suasana ibadah Natal di Gereja Sonhalan Niki-Niki. Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.

Ibadah Natal lalu selesai dan kami kembali ke rumah masing-masing. Selanjutnya kami berdoa dan makan bersama dengan keluarga, baik keluarga besar maupun keluarga besar. Mencicipi hidangan-hidangan spesial yang beberapa hanya ada saat Natal.

Itulah sekilas cerita Natal dari kampung kami. Satu catatan dari saya adalah seputar kepedulian kepada orang lain.

Sejak beberapa hari lalu di Gereja Sonhalan sudah ada aksi-aksi berbagi dengan sesama. Kegiatan sosial tersebut seperti pemberian paket sembako, wadah/gentong air, dll, kepada orang yang tidak mampu secara ekonomi.

Tim mengantarkan langsung bantuan ke rumah penerima dan mendoakannya. Selain itu juga menanam 1 anakan tanaman produktif seperti jeruk di pekarangan rumah sang penerima bantuan.

Catatan lain adalah gangguan ketentraman di masyarakat saat Natal karena permainan petasan/meriam oleh anak-anak kami. Bunyi-bunyian tersebut sangatlah mengganggu ketenangan masyarakat. 

Permainan petasan/meriam menunjukan ketidakpedulian terhadap ketenangan orang lain. Para orang tua terkesan membiarkan anak-anaknya bermain petasan. Aparat keamanan pun hanya sekedar mengimbau untuk menjaga ketentraman namun tidak menertibkan permainan petasan.

Selamat Natal, semoga Natal menginspirasi kita untuk peduli terhadap ses

ama. Syalom!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun