Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lenyapnya Charger Desktop Pertanda Kemajuan Zaman

16 November 2023   18:21 Diperbarui: 16 November 2023   18:23 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Charger desktop dan baterai. Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.

Benda seperti gambar di atas, pada beberapa tahun lalu menjadi peralatan wajib bagi sebagian pengguna ponsel. Hal tersebut karena benda itu adalah charger atau pengisi daya baterai ponsel. Saat berpergian alat cas ini wajib ada dalam tas agar bisa mengisi ulang baterai di manapun.

Dulu ponsel kebanyakan bukan android, hanya bisa untuk telepon dan SMS. Ponsel jadul cuma seukuran sabun mandi dengan baterai yang removeable atau bisa lepas dan pasang. Kapasitas baterai ponsel tersebut di kisaran 600 hingga 900 mega ampere.

Ketika membeli ponsel tersebut sudah komplit dengan charger bawaan pabrik seperti charger umumnya. Charger dengan adaptor dan kabel untuk terhubung ke ponsel.

Kala charger pabrikan rusak, sebagian pengguna memilih membeli charger desktop karena harganya yang relatif lebih murah. Menggunakan charger desktop ini dengan cara melepas baterai dari ponsel lalu menjepitkanya ke charger.

Dua gigi logam pada charger harus mengenai kutup positif (+) dan negatif (-) di ujung baterai. Jika posisinya tepat indikator pengisian baterai akan menyala.

Ada charger dengan lampu indikator merah sebagai tanda mengisi dan lampu hijau sebagai tanda baterai penuh. Ada charger dengan indikator gerakan garis-garis dalam ikon baterai. Selama mengisi daya, garisnya bergerak dan setelah baterai penuh garisnya berhenti gerak.

Charger desktop juga bisa mengisi baterai ponsel android model lama dengan baterai removeable. Selain itu juga bisa untuk baterai kamera digital.

Saya dulu memiliki beberapa charger desktop untuk mengisi baterai ponsel dan kamera digital. Salah satu charger desktop tersebut seperti dalam foto dan masih berfungsi hingga sekarang. Charger yang cuma rongsokan inilah yang menjadi inspirasi tulisan saat saya menemukannya.

Alat charger desktop bersifat serbaguna atau universal. Ada orang yang menyebutnya sebagai charger sejuta umat karena bisa berguna untuk berbagai model baterai milik banyak orang. Pada model charger desktop yang lain terdapat port USB di sampingnya sehingga berfungsi sekaligus sebagai adaptor charger via kabel USB.

Pada saat ini saya tidak lagi melihat orang lain memiliki dan menggunakan charger desktop. Namun mungkin saja ada yang masih menggunakan charger jenis ini. Lenyapnya charger desktop menandakan kemajuan zaman dalam dua hal.

Pertama, kemajuan teknologi ponsel. Kecanggihan teknologi ponsel terus berkembang setiap saat dari masa ke masa.
Dahulu baterai ponsel bisa bongkar pasang atau removeable dari ponsel. Kapasitas baterai juga hanya ratusan mega ampere. Pada ponsel android jadul baterainya juga bisa bongkar pasang namun kapasitas baterai sudah mencapai ribuan mega ampere.

Model baterai removeable ini kemudian memunculkan charger desktop sebagai alternatif mengisi ulang saya baterai.
Di awal kemunculan ponsel, pabrik pasti membaca potensi pasar dari  alat cas baterai sehingga kemudian membuat charger desktop yang murah meriah dan serbaguna. Alat charger ini pun dulunya beredar luas di pasaran dan banyak orang yang memburunya.

Kini charger desktop lenyap, tidak kelihatan lagi dan entah ke mana. Lenyapnya charger desktop tak lepas dari kemajuan teknologi ponsel.

Saat ini yang menjadi  trend adalah ponsel android dengan baterai semat atau tanam. Baterainya tidak bisa bongkar pasang atau non-removeable. Baterai ponsel juga berkapasitas hingga 5 ribuan mega ampere bahkan lebih dengan teknologi fast charging.

Otomatis charger desktop tidak lagi menjadi sebuah kebutuhan. Lenyap dan hanya menjadi sejarah dalam perkembangan teknologi elektronik. Kendati demikian mungkin masih saja ada sebagian orang yang menggunakan charger desktop ini.

Kedua, lenyapnya charger desktop menandakan pembangunan hingga pelosok. Beberapa tahun silam di Niki-niki ibu kota Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, ada sejumlah kios dan konter HP yang menyediakan jasa charging baterai ponsel.

Warga dari sejumlah kampung di sekitar Niki-Niki yang belum terjangkau aliran listrik terpaksa harus membawa baterai ponsel untuk charging. Melepas baterai dari ponsel dan memberikan ke penyedia jasa untuk charging.

Penyedia jasa biasanya sudah menyediakan sendiri charger desktop yang universal sehingga cocok untuk berbagai tipe baterai. Mereka hanya menandai baterai dengan nomor agar baterai tidak tertukar saat mengembalikan ke pemiliknya. Lama charging bisa mencapai satu jam lebih dengan biaya Rp 2000.

Dulu kalau sekilas melirik kios penyedia jasa cas, puluhan charger desktop yang sedang mengisi baterai berjejer di lubang-lubang terminal listrik. Lampu indikator charger terlihat menyala atau berkedip.

Sekarang ini di ibu kota kecamatan kami tidak terlihat lagi orang mengisi baterai di kios atau konter HP. Mengapa? Pembangunan sudah menjangkau pelosok-pelosok kampung.
Daerah di sekitar Kecamatan Amanuban Tengah yang dahulu gelap gulita kini terang benderang karena masuknya listrik PLN.  

Warga yang hendak mengisi baterai ponsel pun tidak perlu jauh-jauh ke Niki-niki. Mereka tinggal memasang charger pada colokan listrik di rumah sendiri.

Kalaupun saat ini masih ada orang yang menggunakan charger desktop namun tidak kelihatan seperti dulu karena mengisi daya baterai di rumah sendiri bukan di penyedia jasa charging yang ada di pusat kota.
Inilah sekilas cerita tentang charger desktop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun