Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kode-kode Penumpang di Timor agar Sopir Hentikan Kendaraan

22 Oktober 2023   19:12 Diperbarui: 23 Oktober 2023   14:42 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi angkutan kota sebagai kendaraan umum. (Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.)

Dalam bepergian selain menggunakan kendaraan pribadi, orang juga menggunakan kendaraan umum seperti ojek, taksi, angkot, bus, dll.

Penumpang saat akan turun sering memberikan sebuah kode verbal atau nonverbal agar sopir menghentikan kendaraan. Misalnya mengatakan kepada sopir, "Turun di depan". Contoh lain seperti menepuk bahu sopir sambil berkata, "Turun".

Para sopir angkutan umum biasanya sudah paham kode-kode lazim dari penumpang sehingga otomatis menghentikan kendaraan. 

Di Timor, Nusa Tenggara Timur, ada sejumlah kode unik dari penumpang agar sopir menghentikan kendaraan seperti dalam ulasan berikut.

Pertama, teriakan "kiri". 

Tanda verbal paling lazim dari penumpang saat akan turun adalah berteriak "kiri". Semakin besar kendaraan, semakin kencang laju dan bisingnya, teriakan penumpang harus semakin keras pula agar terdengar oleh sopir. 

Selain "kiri", penumpang angkot di perkotaan ketika akan turun sering mengatakan "stop", "depan e..." atau "cabang". 

Penumpang mengatakan "depan e" artinya turun di depan. Sedangkan "cabang" artinya turun di cabang atau simpang jalan yang ada di depan.

Kedua, banting lidah. 

Banting lidah yaitu melekatkan ujung lidah ke langit-langit dengan kuat lalu melepaskannya sekejap sehingga mengeluarkan bunyi. Banting lidah ini seperti cat call.

Banting lidah biasanya saat menumpang angkot oleh laki-laki. Bunyi banting lidah tidak terlalu besar sehingga hanya cocok sebagai tanda saat menumpang angkot. Jika banting lidah di atas bus, bunyinya bisa saja tidak kedengaran sopir.

Ketiga, tepuk tangan. 

Sebagian penumpang angkot terutama bus sering menggunakan tepuk tangan sebagai tanda turun kepada sopir. Tepuk tangan bunyinya cukup kencang sehingga walaupun di atas bus yang besar dan bising, sopir bisa mendengarnya.

Saya saat menumpang bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) kerap bertepuk tangan saat akan turun. 

Keempat, siul dengan jari. 

Siul dengan jari yakni memasukkan ibu jari dan jari telunjuk ke dalam mulut lalu menghembuskan napas sedemikian rupa sehingga menghasilkan bunyi siul yang sangat keras. Ada juga yang memasukkan jari telunjuk dan jari tengah dari kedua tangan ke dalam mulut untuk membuat siul.

Siul dengan jari biasanya oleh laki-laki saat menumpang angkutan pedesaan seperti pick up atau truk. Memberikan tanda dengan siul juga biasanya dalam dua atau tiga kali siulan. 

Kelima, melambai ke arah sopir. 

Bagi penumpang angkot yang duduk di kabin depan dekat sopir, lambaian salah satu tangan ke arah sopir merupakan sebuah tanda turun.

Ketika menumpang angkot dan duduk dekat sopir, saya juga sering melambai ke arah sopir. Mengangkat salah tangan dengan tidak terlalu tinggi ke sopir. Gerakannya seperti melambai atau memberikan isyarat "tahan" dengan tangan.

Keenam, mengetuk pipa handle. 

Di setiap angkot selalu ada bentangan pipa aluminium sebagai pegangan atau handle di langit-langit. Ada juga bentangan pipa aluminium lain di setiap jendela atas bemo, tepatnya di belakang penumpang.

Penumpang biasanya saat akan turun selalu mengetuk pipa tersebut dengan suatu benda atau jari hingga mengeluarkan bunyi yang cukup nyaring. Ketukan pipa bisa sekali, dua atau tiga kali.

Di bus-bus juga ada pipa handle di jendela bagian atas pada dua sisi kiri dan kanan. Penumpang yang duduk dekat jendelalah yang bisa menjangkau pipa tersebut dan bisa membunyikannya saat akan turun.

Ketujuh, memukul bagian atas pintu bus. 

Pintu bus berupa pintu dua lipat dengan material besi. Kondektur bus biasanya memukul bagian atas pintu untuk memberikan tanda kepada sopir agar berhenti.

Penumpang yang tidak mendapatkan tempat duduk sering berdiri saja dekat pintu bus. Saat akan turun lalu memukul sendiri bagian atas pintu bus sebagai tanda kepada sopir.

Demikianlah ulasan tentang kode-kode penumpang saat akan turun kepada sopir angkutan umum. Semoga menjadi sebuah referensi khususnya bagi yang pertama kali datang ke Timor dan menggunakan transportasi umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun