Berjudi adalah sebuah aktivitas yang membuat para pemainnya kecanduan seolah mengandung zat aditif. Sekali main judi rasanya mau main terus. Kalau tidak sempat berjudi rasanya mau gila atau mati.Â
Kecanduan judi seperti inilah yang saya rasakan beberapa tahun lampau saat menjadi pecandu selama sekitar empat tahun. Dulu saya kecanduan judi togel atau kupon putih dengan permainan secara offline karena teknologi saat itu belum seberapa.Â
Kecanduan tersebut berawal dari iseng-iseng mengikuti orang lain yang kebanyakan bebas berjudi dan mendapat uang. Lama-lama saya ketagihan untuk terus berjudi. Walaupun berjudi secara recehan dengan seribuan hingga belasan ribu namun lumayan ketagihan.
Jika sehari saja saya tidak memasang tebakan judi togel, rasanya seperti mau gila. Bagaimana kalau tidak memasang tebakan lalu setelah pengumuman hasilnya seperti tebakan saya? Sejumlah uang hadiah judi pasti saya lewatkan begitu saja.
Pertanyaan dan pikiran seperti itulah yang membuat saya ketagihan untuk berjudi. Saya semakin candu ketika beberapa kali mendapat uang hadiah dari hasil tebakan judi yang tepat. Hanya dengan modal seribuan bisa dapat uang puluhan ribu, ratusan ribu bahkan jutaan.
Suatu ketika selama hampir enam bulan berjudi saya tidak pernah sekalipun berhasil. Terus memasang tebakan pada kupon putih namun tidak ada satu pun yang tepatÂ
Akibat tidak untung sama sekali saya pun memutuskan berhenti total dari judi togel. Sejak saat itu sampai sekarang saya tidak lagi dan tidak akan berjudi. Permainan ketangkasan saja yang berhadiah barang namun mirip judi pun saya tidak sentuh, paling hanya nonton.
Saat ini meskipun penindakan hukum terhadap para pelaku judi namun perjudian masih terus berlangsung. Perjudian di masa kini semakin marak dan variatif secara online menggunakan teknologi seperti ponsel, website, aplikasi, dll.
Banyak orang yang sedang kecanduan dan sulit melepaskan diri dari jeratan judi online. Judi bahkan membuat orang terlilit utang, bisnis kolaps, konflik dalam rumah tangga, dst.
Berdasarkan pengalaman saya, ada beberapa tutorial untuk menghilangkan kecanduan dan melepaskan diri dari judi.Â
Pertama, sadar tentang judi.Â
Judi sebenarnya hanyalah permainan tebak-tebakan dan untung-untungan. Hasil dari judi hanyalah keberuntungan semata dan bukan sebuah kepastian.
Misalnya dari 100 kesempatan berjudi belum tentu ada keuntungan di semua kesempatan. Keuntungan dari berjudi paling hanya dalam beberapa kesempatan atau bahkan tidak sama sekali selama berjudi. Judi tidak seperti pekerjaan ojek yang dari hasil mengangkut 100 penumpang sudah pasti mendapat bayaran 100 kali pula.Â
Judi juga bukanlah investasi yang suatu saat akan kembali dengan modal dan keuntungannya. Modal akan terus keluar, baliknya tidak seberapa bahkan tidak sama sekali. Lama-kelamaan modal pun habis hanya untuk berjudi.
Konsep dari judi inilah yang harus semua orang pahami dan sadari terutama yang mengimpikan dan mengejar keuntungan dengan berjudi. Jika paham dan sadar tentang judi, seseorang bisa terhindar atau terlepas dari cengkeraman judiÂ
Kedua, manfaatkan momentum kerugian untuk berhenti dari judi.Â
Kalau seseorang tidak mendapatkan keuntungan dari berjudi dan hanya terus menggelontorkan modal berarti rugi atau kalah judi.
Kerugian dalam berjudi harus menjadi momentum terbaik untuk sadar dan berhenti berjudi. Hal tersebut seperti yang saya alami dan lakukan saat memutuskan berhenti berjudi.
Berhenti berjudi saat kerugian belum seberapa lebih baik daripada sudah jatuh miskin, terlilit utang atau terlibat tindakan kriminal baru menyesal.Â
Salah satu kerabat saya seorang pelaku UMKM beberapa tahun lalu terlibat judi online. Awalnya mendapat keuntungan jutaan namun seiring berjalannya waktu dia merugi.Â
Anaknya banyak dan kebutuhan hidup sehari-hari cukup tinggi sementara judi terus menggerogotinya. Kerugian dari berjudi tersebut menjadi momentum bagi dia untuk berhenti berjudi dan fokus berbisnis saja.
Ketiga, stop halu tentang hadiah judi yang menggiurkan.Â
Salah satu hal dari judi yang membuat ketagihan adalah tawaran hadiahnya yang besar. Dengan modal seribuan saja bisa berpeluang mendapat hadiah berkali-kali lipat hingga jutaan rupiah.
Besarnya hadiah judi inilah yang membuat seseorang mengkhayal mendapatkan uang secara instan dalam sekejap tanpa bekerja banting tulang. Istilah mengkhayal di kalangan kaum muda adalah halu (halusinasi).
Dulu saya juga sering halu dalam bermain judi. Setelah memasang tebakan judi lalu mengkhayal jika mendapat hadiah jutaan rupiah akan beli ini dan beli itu. Setelah tebakan salah lalu berjudi lagi dan halu lagi, begitulah seterusnya.Â
Dalam keadaan miskin, besarnya hadiah judi sangat menggiurkan dan selalu bikin halu. Mencoba peruntungan dengan berjudi namun tidak untung, malah buntung.
Stop halu terhadap hadiah judi yang tidak pasti ini perlu seseorang lakukan untuk berhenti dari candu judi. Sadarlah karena sesungguhnya halu tersebut bikin candu terhadap judi.
Keempat, pemberantasan judi secara terus-menerus oleh penegak hukum.
Sewaktu kepolisian gencar memberantas judi pada tahun lalu, beberapa pecandu judi berhenti sekejap.Â
Pengawasan ketat, bandar judi tidak beroperasi dan para pecandu berhenti total. Tidak lama kemudian gaung pemberantasan judi menurun dan perjudian kembali bergeliat dengan diam-diam.
Harapan saya, gaung dan penindakan judi online maupun offline oleh kepolisian selalu menggema hingga memberikan shock therapy bagi para pecandu judi.Â
Inilah beberapa ulasan tentang judi. Pesan saya untuk para penjudi dari kalangan orang miskin, "Jangan halu dengan hadiah judi, bekerja saja yang halal karena hasilnya sudah pasti". Pesan untuk penjudi dari kalangan orang kaya, "Berhentilah berjudi sebelum bangkrut dan jatuh miskin".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H