Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dokumentasikan Perayaan HUT RI dengan Semangat Mendur Bersaudara

20 Agustus 2023   20:19 Diperbarui: 20 Agustus 2023   22:22 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frans Mendur dan Alex Mendur. Gambar: tribunnewswiki.com

Upacara HUT ke-78 RI di daerah kami pada Kamis (17/8/2023) berlangsung di Lapangan Boibalan, Kelurahan Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Para peserta dari  kalangan pelajar dan pegawai berada dalam lapangan. Sementara kami sebagian masyarakat hanya menonton dari tepi lapangan.

Hampir pukul 10.00Wita, upacara sampai pada bagian pengibaran bendera oleh Paskibra. Saya mulai memasang ponsel ke tripod mini dan memvideokan prosesi tersebut dari tepi lapangan.

Tidak lama kemudian upacara selesai, masyarakat masuk ke lapangan dan berbaur dengan peserta upacara untuk menonton pentas seni. Belasan kelompok pelajar lalu menampilkan berbagai kesenian seperti tarian, nyanyian, puisi, yel-yel, drum band dan atraksi bela diri di depan tenda para pejabat.

Selama satu jam lebih saya stand by di pojok tenda sambil memegang tripod mini dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan mengontrol zoom dan play/pause. Bibir dan tenggorokan terasa kering karena panas terik sementara saya tidak minum. Lengan, bahu, leher, pinggang, telapangan tangan, jari dan kaki terasa pegal namun saya abaikan saja.

Setelah pentas seni kemudian lomba panjat pinang. Saya harus terus mendongak ke atas sepanjang merekam para peserta yang memanjat dan kadang bergerak di tengah padatnya kerumunan penonton untuk mencari posisi yang tepat.

Dari panjat pinang kemudian menuju arena voli untuk pertandingan final putra dan putri antar desa. Saya langsung bergegas berdiri terdepan di pojok lapangan voli. Matahari masih terik dan penonton semakin padat di sekitar lapangan.

Saya merekam pertandingan voli dengan harus menahan desakan penonton lainnya di samping dan belakang. Tidak lama kemudian saya pun pindah posisi ke sisi lebar lapangan dan merekam dari belakang para pemain salah satu tim. Kali ini saya harus merekam dengan duduk di tanah agar tidak menghalangi penonton di belakang.

Pertandingan tiga set kategori putra selesai dan berlanjut ke final voli putri. Waktu makan siang rupanya sudah lewat, badan saya mulai lemas karena sejak tadi tidak makan dan minum apapun. Dalam kondisi demikian saya memilih tetap merekam pertandingan selanjutnya selama tiga set pertandingan. Hari semakin sore dan tersisa satu lomba yakni tarik tambang, saya tetap bertahan untuk merekamnya.

Begitu lomba selesai saya langsung pulang ke rumah dan ternyata sudah pukul 16.30 Wita. Pada jam ini barulah saya makan siang sambil charge ponsel.

Malamnya rekaman video harus saya edit dan posting kemudian menghapus file yang ada untuk melegakan memori penyimpanan karena besok harus merekam kegiatan perayaan lagi. Proses editing menyatukan potongan-potongan video memakan waktu hampir empat jam.

Video dengan resolusi full HD berdurasi 40-an menit membutuhkan proses hampir satu jam. Prosesnya kemudian gagal sampai tiga kali karena memori ponsel yang tidak cukup. Saya terpaksa harus hapus sebagian file dan aplikasi hingga memindahkan sebagian file besar ke laptop.

Pukul 23.00 Wita, proses editing barulah berhasil. Di bawah suhu 17 derajat Celsius saya harus pergi tengah malam untuk menumpang connect ke Wifi. Video berukuran 5 GB tersebut saya unggah ke Youtube dan insert ke artikel Kompasiana. Saya baru kembali ke rumah pada pukul 01.30 dalam suhu 13 derajat Celcius.

Selama beberapa hari dalam berbagai lomba HUT RI di kampung kami, saya selalu merekam dan mempublikasikannya. Seseorang kemudian bertanya soal besaran gaji yang saya dapat dari Youtube. Wah kalau soal gaji, Youtuber sekelas Atta Halilintar pun kalah. Gaji saya Rp 0 (nol rupiah) dari pekerjaan membuat konten video.

Channel Youtube saya tidak memenuhi syarat untuk mendapat gaji /monetisasi. Kendati demikian saya tetap membuat konten kegiatan masyarakat seperti perayaan HUT RI.

Membuat konten tidak mendapat uang, kuras tenaga dan pikiran namun semua ini saya iklaskan demi publikasi dan dokumentasi daerah kami. Konten saya menjadi publikasi tentang semarak perayaan HUT RI di kampung kami. Selain itu konten tersebut akan menjadi dokumentasi bagi para generasi penerus di daerah kami pada masa mendatang.

Publikasi dan dokumentasi bagi saya lebih berharga dan membahagiakan dari uang sekalipun. Konten-konten tersebut saya niatkan sebagai  pengabdian terbaik untuk negara ini.

Inspirasi saya adalah Mendur bersaudara, Alex Mendur dan Frans Mendur. Mengutip Kompas.com, keduanya adalah orang yang memotret detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Foto pembacaan Proklamasi oleh Soekarno dan suasana upacara pengibaran bendera saat itu adalah karya mereka. Aksi mereka mendapat ancaman dari tentara Jepang hingga harus menyembunyikan film foto dengan menguburnya di dalam tanah. Nyawa mereka menjadi taruhan untuk menjaga hasil potret proklamasi kemerdekaan kita.

Inilah sekilas cerita motivasi dan inspirasi HUT ke-78 RI dari saya. Merdeka!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun