Pukul 14.00 Wita, langit cerah berawan dan lumayan panas terik pada akhir pekan Sabtu (12/8/2023). Masyarakat mulai memadati Lapangan Boibalan di Kelurahan Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.Â
Lapangan Boibalan merupakan lapangan umum yang setiap tahun sejak dahulu selalu menjadi pusat perayaan HUT RI tingkat Kecamatan Amanuban Tengah.
Sejak tanggal 1 Agustus sudah mulai berlangsung berbagai kegiatan seni dan olahraga dalam rangka memeriahkan HUT ke-78 RI di Kecamatan Amanuban Tengah. Hari ini ada lomba lari 100 meter untuk pelajar SMP, pertandingan voli antar desa serta lomba gerak jalan kategori SD dan TK.
Panitia terlihat mulai mempersiapkan lintasan lomba lari untuk pelajar SMP. Lintasan lari di atas lapangan berumput dengan kondisi tanah yang tidak mulus.
Garis penanda lintasan hanya berupa bentangan tali rafia dari ujung ke ujung lapangan sepanjang 100 meter. Para penonton berdiri berjejeran di sepanjang lintasan untuk menonton lomba lari.
Lomba lari sprint segera mulai, para pelari mengambil posisi start lalu melaju kencang ke garis finish. Para pelari memilih untuk berlari tanpa sepatu agar lebih leluasa.
Ada pelari dengan postur tinggi dan langkah yang panjang, ada juga pelari dengan postur kecil dan langkah pendek tapi gesit. Adu sprint para pelari membuat penonton jadi riuh dengan teriakan.
Lomba lari berlangsung dalam beberapa putaran untuk kategori putra dan putri. Setelah selesai, panitia dan penonton beralih ke lomba selanjutnya yaitu gerak jalan.
Ratusan pelajar TK dan SD se-kecamatan Amanuban Tengah sudah berbaris dalam puluhan regu dengan aneka kostum. Ada regu yang mengenakan seragam olahraga, seragam sekolah, seragam batik, berkalung selendang tenunan, memakai rompi dari kain tenunan, berkacamata, dll.
Para guru pendamping sibuk mengatur anak-anak didiknya agar berbaris dengan rapi. Orang tua pun berseliweran memantau dan memotret anaknya yang ikut gerak jalan.
Hari semakin sore dan terik matahari mulai berkurang, panitia mulai melepas peserta gerak jalan. Regu-regu TK terlebih dahulu kemudian SD menyusul.
Anak-anak TK yang masih lugu dan imut berbaris dengan tidak terlalu rapi. Ada yang sepatunya lepas, rewel, dan tidak mau lepas dari orangtuanya. Tingkah mereka yang menggemaskan dan lucu, memancing tawa penonton. Para orangtua mengikuti barisan anak-anak dari samping atau belakang regu.
Dari titik start dalam lapangan para peserta ke jalan raya dan menempuh rute yang panitia tentukan lalu kembali ke lapangan sebagai finish. Jarak tempuh gerak jalan untuk TK hanya 1 km sedangkan untuk SD sekitar 3 km lebih.
Para peserta yang SD tidak hanya sekedar gerak jalan namun juga sambil menyanyi, menunjukkan yel-yel, membuat variasi berbaris, dan berjoget. Penonton di sepanjang jalan kerap meminta mereka untuk menunjukkan variasi berbaris atau jogetan peserta gerak jalan.
Semua peserta gerak jalan pun sudah masuk finish dalam lapangan, sementara itu di sisi lain lapangan sedang berlangsung pertandingan voli putra dan putri antar desa. Penonton memadati pinggir kedua lapangan voli yang berdekatan. Teriakan penonton bergemuruh seiring smash-smash keras dari para pemain.
Permainan voli merupakan olahraga populer di daerah kami ini dan mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat. Banyak sekali anak-anak hingga orang dewasa dengan bakat bermain voli. Walaupun demikian lapangan voli untuk masyarakat umum belum tersedia.
Lapangan untuk pertandingan voli ini hanya ala kadarnya di atas lapangan rumput bukan lantai semen. Tiang untuk mengikat net pun hanya berupa dua balok kayu.
Net pada lapangan voli putra juga sering putus pada rangkaian tali-talinya. Wasit bahkan harus menghentikan pertandingan beberapa kali untuk memperbaiki rangkaian jaring yang putus. Sementara garis lapangan berupa bentangan tali rafia di atas tanah.
Di tengah keseruan pertandingan voli, sebagian masyarakat sedang asyik menikmati jajanan di stand yang berjejer di sisi timur lapangan. Jajanan beraneka ragam dengan harga murah meriah dari seribuan hingga puluhan ribu.Â
Beberapa orang memilih untuk menikmati jajanan dengan duduk lesehan di tengah lapangan bersama keluarga atau temannya.
Masyarakat yang lain terlihat sedang mengerumuni deretan stand di sisi barat lapangan dengan permainan-permainan ketangkasan. Ada yang bermain lempar gelang, lempar bola, dan roda berhadiah/kere-kere.Â
Bermodalkan uang recehan, mereka berusaha mengejar berbagai hadiah seperti perabot, makanan, minuman ringan, boneka, dll.
Selain itu ada juga stand yang menjual pakaian rombengan dan penuh sesak dengan ibu-ibu dan cewek-cewek yang memilih-milih pakaian bekas tersebut. Ada satu stand dengan dekorasi bertema kemerdekaan dan melayani pengunjung yang hendak berfoto.
Sementara di pojok lapangan para orangtua sedang ramai mengerumuni istana balon dan odong-odong. Mereka menunggui anak-anak TK yang sedang berseluncur dan melompat-lompat dalam istana balon atau berputar di atas odong-odong.
Hari mulai malam, waktu hampir pukul 18.00 Wita, pertandingan voli selesai dan bubar. Kebanyakan orang pulang namun sebagiannya masih bermain permainan ketangkasan. Sejumlah anak juga masih duduk di atas odong-odong yang berputar perlahan.
Inilah sekilas cerita tentang semarak perayaan HUT ke-78 RI tingkat Kecamatan Amanuban Tengah. Pertandingan olahraga, pentas seni, dan permainan ketangkasan sudah menjadi tradisi perayaan HUT RI selama puluhan tahun. Konsepnya seperti pasar malam dan memiliki nama Taman Hiburan Rakyat (THR).
Semarak ini akan terus berlangsung hingga tanggal 18 Agustus 2023 dengan berbagai kegiatan seperti lomba gerak jalan untuk berbagai kategori, pertandingan voli, tarik tambang, parade budaya, upacara memperingati detik-detik Proklamasi, pentas seni, panjat pinang, dan karnaval kemerdekaan.
Selamat merayakan HUT ke-78 RI. Teruslah melaju untuk Indonesia maju.
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H