Para guru pendamping sibuk mengatur anak-anak didiknya agar berbaris dengan rapi. Orang tua pun berseliweran memantau dan memotret anaknya yang ikut gerak jalan.
Hari semakin sore dan terik matahari mulai berkurang, panitia mulai melepas peserta gerak jalan. Regu-regu TK terlebih dahulu kemudian SD menyusul.
Anak-anak TK yang masih lugu dan imut berbaris dengan tidak terlalu rapi. Ada yang sepatunya lepas, rewel, dan tidak mau lepas dari orangtuanya. Tingkah mereka yang menggemaskan dan lucu, memancing tawa penonton. Para orangtua mengikuti barisan anak-anak dari samping atau belakang regu.
Dari titik start dalam lapangan para peserta ke jalan raya dan menempuh rute yang panitia tentukan lalu kembali ke lapangan sebagai finish. Jarak tempuh gerak jalan untuk TK hanya 1 km sedangkan untuk SD sekitar 3 km lebih.
Para peserta yang SD tidak hanya sekedar gerak jalan namun juga sambil menyanyi, menunjukkan yel-yel, membuat variasi berbaris, dan berjoget. Penonton di sepanjang jalan kerap meminta mereka untuk menunjukkan variasi berbaris atau jogetan peserta gerak jalan.
Semua peserta gerak jalan pun sudah masuk finish dalam lapangan, sementara itu di sisi lain lapangan sedang berlangsung pertandingan voli putra dan putri antar desa. Penonton memadati pinggir kedua lapangan voli yang berdekatan. Teriakan penonton bergemuruh seiring smash-smash keras dari para pemain.
Permainan voli merupakan olahraga populer di daerah kami ini dan mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat. Banyak sekali anak-anak hingga orang dewasa dengan bakat bermain voli. Walaupun demikian lapangan voli untuk masyarakat umum belum tersedia.
Lapangan untuk pertandingan voli ini hanya ala kadarnya di atas lapangan rumput bukan lantai semen. Tiang untuk mengikat net pun hanya berupa dua balok kayu.