Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bendera, Pertanian dan Indonesia Maju, Refleksi Menuju HUT RI

3 Agustus 2023   18:44 Diperbarui: 7 Agustus 2023   00:46 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanah kebun ini berupa tanah kapur. Tanah jenis ini sangat cocok untuk pepaya dan tanaman lainnya. Kata orang, tanah berkapur itu sifatnya dingin sehingga tanaman akan subur.

Selain pepaya, di kebun om juga ada beberapa rumpun pisang dengan tandan-tandan pisang yang siap panen. Ada jua tomat, labu kuning, singkong, lombok, terong, sirih yang rimbun dan pinang yang mulai berbuah. Sungguh kebun yang kecil namun agak komplit.

Kata om, mereka tidak menjual hasil panen di kebun ini karena hanya untuk konsumsi keluarga sehari-hari dan juga pakan ternak. Mereka hanya menjual tanaman sayur holtikultura di kebun lain.  

Kami kemudian memetik puluhan buah pepaya dengan kayu jolokan. Lalu memetik juga daun daun pepaya, bunga pepaya, daun singkong, tomat dan lombok secukupnya. Mengepak semua panen dalam karung dan pulang.

Saat pulang, kami mampir ke rumah salah satu tetangga om yang merupakan tukang ojek. Saya akan melanjutkan perjalanan pulang ke rumah membawa berbagai hasil kebun dengan naik ojek.

Sang tukang ojek rupanya baru bersiap untuk mulai mencari penumpang pagi ini. Sambil beristirahat sejenak kami bercerita lagi tentang bendera. Rupanya sang tukang ojek ini juga belum mengibarkan bendera di depan rumah.

Tiang benderanya sudah raib dan harus membuat baru lagi dari bambu. Tali nilon putih untuk menggerek bendera pun tidak ada sehingga dia harus beli dulu.

Sementara di rumah sebelah sudah mengibarkan bendera merah putih. Tiang bambu berwarna putih dengan tali penggerek berupa tali nilon putih pula. Benderanya agak kusut dan warna merahnya sedikit pucat.

Saya kemudian kembali ke rumah dengan ojek. Oh my God, tetangga-tetangga kami sudah mengibarkan bendera di depan rumahnya sedangkan kami belum.

Sesudah beristirahat sebentar, saya menebang bambu di depan rumah untuk membuat tiang bendera. Tiang bendera yang lama sudah lapuk dan patah.  Batang bambu harus yang panjang, lurus, sudah tua dan diameternya di kisaran 5 cm.  

Ranting bambu saya kumpulkan untuk membuat rambatan tanaman pare di pekarangan. Sedangkan daun bambu saya kumpulkan untuk bakar menjadi pupuk tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun