Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mulut Ramah Anak dalam Lingkungan Keluarga

23 Juli 2023   18:11 Diperbarui: 23 Juli 2023   18:17 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua dan anak. Gambar: istockphoto.com.

Hari ini Minggu (23/7/2023) merupakan momen Hari Anak Nasional yang biasanya pada 23 Juli setiap tahun. Menurut pedoman dalam kemenpppa.go.id, Hari Anak Nasional  bertujuan sebagai penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa. Tema Hari Anak pada tahun ini adalah Anak Terlindungi, Indonesia Maju.

Kemajuan bangsa di masa mendatang tergantung pada perlindungan anak di masa kini. Hal tersebut karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Jika anak-anak terlindungi dengan baik, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang unggul untuk meneruskan bangsa kita.

Dalam perlindungan anak salah satu masalahnya adalah kekerasan atau perlakuan tidak ramah terhadap anak baik secara nonverbal maupun verbal. Tindakan nonverbal kepada anak misalnya menganiaya sedangkan tindakan verbal dengan kata-kata misalnya memaki.

Perlakuan kasar terhadap anak secara verbal sering terjadi setiap saat termasuk di lingkungan keluarga oleh orang tua atau orang dewasa lainnya. Berdasarkan refleksi saya atas pengalaman hidup di masyarakat, ada beberapa perlakuan tidak baik tersebut secara verbal kepada anak.

Pertama, mengumpat anak. Mengumpat atau mencaci maki anak dengan kata-kata kotor sering orang tua lakukan kepada anak. Umpatan tersebut karena orang tua kesal dengan suatu hal atau perilaku anak yang tidak sesuai keinginannya.

Umpatan dapat membuat anak takut, tertekan, dongkol dan bisa memberontak atau membangkang terhadap orang tua. Orang tua yang berkata kotor kepada anak akan menjadi contoh bagi anak tersebut. Si anak akan tumbuh sebagai anak yang suka melontarkan kata-kata kotor bahkan dalam hal latah atau terkejut sekalipun.

Kedua, menakuti anak. Menakuti anak kebanyakan orang tua lakukan terhadap anak balita. Orang tua menakuti anak agar yang tidak mau melakukan suatu hal seperti makan, mandi atau tidur, dapat melakukannya.

Biasanya orang tua menakuti anak dengan sosok tertentu seperti polisi, tentara atau dokter. Selain itu juga menakuti anak dengan penjahat, binatang buas atau makhluk halus.

Menakuti anak seperti itu bisa membuatnya takut berlebihan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak menakutkan atau tidak ada. Anak akan melakukan sesuatu hanya karena takut bukan karena seharusnya dia lakukan.

Ketiga, membandingkan atau menyamakan anak dengan orang lain. Orang tua kerap juga berbicara membanding-bandingkan anaknya yang tidak sebaik anak lain. Membanding-bandingkan tersebut misalnya dalam hal sifat, prestasi dll.

Selain itu orang tua juga menyama-nyamakan anak dengan orang lain atau suatu hal ketika si anak berlaku buruk. Misalnya anak bandel lalu ibunya mengatai si anak kayak bapaknya yang bandel.

Keempat, menyebut anak dengan sebutan berkonotasi negatif. Walau memiliki nama, ada anak-anak yang mendapat panggilan dengan sebuah sebutan tertentu yang berkonotasi negatif. Sebutan atau panggilan untuk anak tersebut datang dari orang tua dan orang lain dalam rumah.

Sebutan itu berkaitan dengan kondisi fisik dalam suatu bagian tubuh atau perilaku anak. Misalnya anak sering rewel dan menangis lalu mendapat panggilan cengeng.

Kelima, menggosipi anak. Bergosip merupakan aktifitas yang sering ada di keseharian masyarakat. Dalam bergosip keburukan seseorang tidak hanya sebatas pada orang dewasa namun juga anak-anak.

Orang tua menceritakan keburukan atau kekurangan anak kepada orang lain sementara anak berada di sekitar situ. Sudah pasti si anak yang sudah paham akan merasa malu karena orang tua mengumbar dirinya kepada orang lain.

Keenam, memberikan jawaban menyebalkan untuk anak. Ketika anak bertanya, orang tua kerap memberikan jawaban yang menyebalkan dengan emosinal.

Misalnya anak bertanya hari ini makan nasi dengan lauk apa, orang tua dengan omelan menjawab bilang makan nasi dengan garam karena bukan orang kaya sehingga mau makan yang empat sehat lima sempurna.

Anak yang masih kecil pun pasti merasa sebal dengan jawaban orang tua seperti itu. Pertanyaan sederhana dari anak namun jawaban dari orang tua panjang lebar dan bukan jawaban tepat dari pertanyaan tersebut.

Demikanlah beberapa hal menyangkut perkataan verbal dari mulut orang tua kepada anak yang terkesan keras, kasar atau tidak ramah. Tentu masih ada banyak tindakan verbal lainnya yang tidak baik untuk anak-anak.

Kata-kata kasar kepada anak tidak menyebabkan luka fisik namun luka batin yang dapat terbawa hingga dewasa. Secara psikis anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang penakut, pemalu, tidak percaya diri, kasar, dan sebagainya.

Dalam momentum Hari Anak Nasional, semoga tulisan ini menjadi refleksi bagi para orang tua dalam berbicara kepada anak. Mulut para orang tua kiranya lebih ramah dengan anak-anak sehingga mengeluarkan kata-kata yang ramah dan lembut.

Jika anak melakukan sebuan kesalahan sebaiknya menasihatinya daripada memaki. Para orang tua tidak perlu menakut-nakuti seorang anak balita hanya untuk melakukan sesuatu. Berikanlah pengertian kepada anak dan mencoba cara lain membujuk anak yang lebih baik.

Setiap anak juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Orang tua tidak perlu membanding-bandingkan atau menyama-nyamakan dengan orang lain. Harus juga menjaga segala kekurangan atau 'aib' dalam diri anak dan tidak mengosipkannya kepada orang lain.

Kalau anak bertanya orang tua lebih baik menjawab dengan bijak bukan malah mengomeli si anak. Begitu pula saat orang tua memanggil atau menyebut anak, sebut saja dengan namanya atau panggilan sayangnya bukan suatu julukan negatif.

Mulut para orang tua ramah anak, Indonesia maju. Selamat Hari Anak Nasional. Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun