Saya lalu mempelajari parang para petani yang tipis dan tajam tersebut. Mata parang mereka juga tipis seperti parang saja juga namun ada perbedaaan pada kedua sisi parang. Dalam radius beberapa centimeter dari mata parang, permukaan kedua sisi parang sangat licin dan halus seperti permukaan kaca.
Para petani biasanya hanya mengasah parang begitu saja pada batu asah. Akibat mengasah parang setiap hari, permukaan batu asah menghitam, licin dan halus. Batu asah yang halus tersebut membuat pemukaan kedua sisi parang juga halus. Semak dan ranting putus hanya dalam satu tebasan.
Dari pengalaman ini saya kemudian paham bahwa ketajaman parang tidak hanya soal mata parang yang tipis namun juga soal permukaan kedua sisi parang yang halus dan licin. Saya pun teringat akan ilmu Fisika tentang gaya gesek. Permukaan suatu benda yang halus atau licin akan mengurangi gesekannya dengan benda lain karena hambatannya kecil.
Mengutip laman KOMPAS.com, gaya gesek adalah gaya yang muncul dari dua permukaan yang saling bersentuhan. Ada dua jenis gaya gesek yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis bekerja pada benda dalam keadaan diam dan gaya gesek kinetis bekerja pada benda dalam keadaan bergerak. Gaya gesek juga memiliki keuntungan dan kerugiannya terhadap sebuah benda.
Dalam hal parang, saat mengasah parang terdapat gaya gesekan antara parang dan batu asah. Permukaan atu yang halus membuat kedua sisi parang menjadi halus pula. Gesekan parang dan batu asah secara terus-menerus membuat permukaan keduanya bisa susut perlahan-lahan.
Permukaan parang yang tipis dan halus meminimalisasi gesekan parang dan ranting kayu saat memotong. Ranting kayu saat bergesekan dengan parang, hambatannya kecil karena parang yang tipis dan halus. Pekerjaan memotong pun menjadi lebih enteng karena minim gesekan.
Hal berbeda ketika permukaan kedua sisi parang terdapat karatan atau goresan kasar, gesekan dan hambatan antara parang dan kayu lebih besar. Memotong kayu terasa lebih berat dan kadang harus mengulanginya hingga beberapa kali.
Demikianlah ulasan seputar ketajaman parang para petani di Timor dalam kaitannya dengan gaya gesek dalam ilmu Fisika. Semoga tulisan ini menambah wawasan bagi pembaca sekalian. Salam. Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H