Pada hari Minggu (25/6/2023) sore pukul 15.00 Wita, saya jalan-jalan ke kebun salah satu kerabat kami, Om Mika. Kebun terletak di pinggiran Desa Maunum Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Di samping kebun tersebut terbentang sungai Noefatu dengan aliran air yang masih cukup banyak. Pada pertengahan musim kemarau air sungai akan berkurang hingga kering.
Memanfaatkan air sungai yang masih tersedia, beberapa kepala keluarga yang masih berkerabat bersama-sama menanam sayuran dalam satu kebun ini di tiap petaknya. Ada yang menanam pakcoy, petcai kumbang, kangkung, bayam, bawang, kol, terong, dll.
Tidak hanya para orangtua yang bekerja namun anak-anak juga turut membantu menanam dan menyiram sayur. Liburan sekolah saat ini membuat anak-anak lebih leluasa lagi untuk membantu orangtuanya bekerja di kebun.
Saya bercerita dengan Om Mika sambil melihat-lihat sekitar kebun. Desi, anak perempuannya sedang sibuk menyiram tanaman sawi jenis pakcoy. Tanpa banyak kata Desi bolak-balik mengambil air dari lubang penampung di ujung bedeng. Mengambil air dengan gayung penyiram dan mengguyur semua barisan sayur dalam bedeng.
Desi baru saja tamat SD dan sudah mendaftar untuk melanjutkan pendidikannya ke SMP. Waktu libur sekolah ini dia manfaatkan untuk menanam sayur di kebun.
Kata ibunya, Desi menanam sayur agar mendapat uang tambahan sebagai biaya transportasi saat sudah masuk sekolah. Biaya pergi pulang sekolah setiap hari Rp10.000, belum lagi untuk jajan. Dua sayur petcai kumbang saja dapat menutupi ongkos ojek untuk sehari.
Saat tengah bercerita tiba-tiba ada dua ibu-ibu dari kampung sebelah yang muncul dan hendak membeli sayur. Mereka membawa pulang beberapa ikat kangkung dengan harga per ikat Rp5.000.
Sehabis menyiram sayur, Desi beranjak membantu kakak laki-lakinya yang sementara mencangkul tanah. Desi hanya menggemburkan tanah dengan parang sekaligus mencari umbi ubi jalar di dalam tanah untuk membakarnya.
Tidak lama kemudian terdengar suara anak-anak berisik dari kejauhan. Ternyata Febi, Irma, adik perempuan dan ibunya yang datang. Mereka juga datang untuk menyiram tanaman sayur mereka di kebun ini. Febi dan Irma langsung bergabung dengan Desi untuk mencari ubi jalar juga.