Kedua, sepakbola adalah permainan tim bukan perorangan. Sewaktu kabar absennya Messi ke Indonesia berhembus, Erick Tohir menanggapinya di hadapan media bahwa pertandingan terebut adalah Indonesia melawan Argentina bukan Messi All Star.
Semua orang sudah tahu bahwa sepak bola adalah olahraga tim dengan 11 pemain dalam lapangan permainan. Selain dari kesebelas pemain inti ada pemain cadangan, pelatih, official, tim medis dan perangkat lainnya.
Walaupun demikian sebagian dari kita masih memandang seolah-olah tim sepak bola Argentina adalah pemain perorangan yaitu Lionel Messi. Tidak peduli dengan Emi Martinez, Romero, Molina, Palacios, Lo Celso, Nicolas Gonzalez, Paredes, Julian Alvares, dst, taunya cuma Lionel Messi.
Ketika Argentina gagal dalam Copa America dan Piala Dunia edisi sebelumnya, Messi yang mendapat olok-olokan. Saat Argentina berhasil juara di Amerika Latin dan dunia, Messi juga yang mendapat puja-puji. Timnas Argentina pun seolah hanyalah Messi seorang diri padahal Messi cuma seorang striker dari 10 pemain lain.
Sehebat apapun Messi sebagai bintang, dia tetap membutuhkan pemain hebat lain di posisi depan, tengah, belakang dan penjaga gawang. Tidak hanya sebatas kehebatan individu tiap pemain namun juga kehebatan dalam permainan sebagai tim. Gagal dan berhasilnya Messi selama ini tak terlepas dari lemah dan kuatnya pemain lain dalam timnya.
Selama ini kita sebagai penggemar sepakbola kerap hanya menyoroti satu atau dua pemain dalam sebuah tim. Memujanya jika tim menang dan menyalahkannya jika tim kalah. Bukankah ada pemain-pemain lain dalam tim tersebut? Lebih dari itu ada hal lain seperti manejemen tim/klub, organisasi sepak bola, kompetisi, pembinaan usia dini, sarana, dll.
Ketiga, realistis dan terima kenyataan. Salah satu pelajaran lain dari kekalahan Indonesia dari Argentina adalah kita bersikap realistis dan menerima kenyataan.
Seusai pertandingan banyak netizen Indonesia yang bersyukur karena Timnas Indonesia cuma kebobolan 2 gol dan mampu menahan gempuran Argentina. Hal tersebut merupakan sikap realistis kita dan menerima kenyataan bahwa level sepak bola Indonesia jauh di bawah Argentina.
Sikap realistis dan menerima kenyataan seperti ini juga harusnya kita miliki dalam menyaksikan sepakbola di tanah air, baik dalam sepakbola profesional maupun antar kampung sekalipun. Jangan sampai ketika tim pujaan tertinggal gol atau kalah, kita mulai frustasi dan rusuh di lapangan.
Keempat, promosi budaya dan UMKM dalam olahraga. Waktu rombongan Argentina tiba di Indonesia, Erick Tohir menyambut mereka dengan mengalungkan kain tenun dari Nusa Tenggara Timur. Melansir dari Kompas.com, kain tersebut sebagai tanda persahabatan dari Indonesia untuk Argentina.
Pengalungan kain tenunan tersebut menjadi promosi budaya di Indonesia khususnya dalam kerajinan tangan. Selain itu juga mempromosikan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di bidang tenunan.