Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemahaman Tradisional di Timor Seputar Kesehatan dan Perkembangan Anak

31 Maret 2023   19:35 Diperbarui: 31 Maret 2023   19:37 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak di bawah lima tahun dan di atas lima tahun selalu rentan terhadap serangan berbagai penyakit. Selain itu dalam tahapan pertumbuhan anak sering menunjukkan berbagai perilaku.

Secara medis dan ilmiah, anak menderita suatu penyakit karena suatu virus atau bakteri, dll. Anak menunjukan suatu perilaku juga merupakan suatu hal lumrah dari perkembangannya. Namun secara tradisional, masyarakat memaknai dan menangani suatu penyakit atau perilaku anak dengan caranya tersendiri.

Di Nusa Tengara Timur, khususnya di kalangan orang Timor (Atoin Meto) di Kabupaten Timor Tengah Selatan, ada beberapa pemahaman tradisional mengenai penyakit dan perilaku anak. Masyarakat juga memiliki penanganan tersendiri terhadap si kecil. Selengkapnya dalam uraian-uraian di bawah ini.

Kolo susu

Kolo susu artinya burung mengisap anak. Namun hanya penamaan terhadap kondisi anak dan tidak dalam arti sebenarnya bahwa seekor burung mengisap anak tersebut. Kolo susu biasanya menyerang bayi yang baru lahir.

Seluruh tubuh si bayi akan terlihat menguning. Orang tua bayi biasanya menangani bayi yang menguning dengan mendatangkan dukun atau orang yang mengetahui obat tradisional untuk mengobatinya. Pengobatan tersebut merupakan suli. Semacam perlawanan atau kontra terhadap kolo susu.

Koma

Bayi yang baru lahir beberapa bulan kadang muncul semacam selaput putih di dalam rongga mulutnya. Bayi yang mengalami kondisi tersebut menjadi rewel.  Atoin Meto menyebutnya gangguan pada mulut bayi ini sebagai koma.

Para orang tua biasanya menanganinya sendiri dengan minyak dari ulat (kabate) pohon turi atau gala-gala. Setelah mengambil ulat tersebut lalu memanggangnya di atas bara api hingga berminyak. Mereka kemudian mengoleskan bakaran ulat ke rongga mulut bayi.

Selain menggunakan ulat, masyarakat juga menggunakan getah pohon jarak untuk mengoleskan ke mulut bayinya. Ada banyak ramuan tradisional lainnya di masyarakat untuk menangani kondisi mulut bayi.

Naim kanaf

Naim kanaf artinya mencari nama. Bayi saat umur di bawah 1 tahun, kerap rewel dan menangis seharian atau semalaman. Saat bayi tersebut sering menangis, orang memahaminya bahwa si kecil sedang mencari nama (naim kanaf). Nama pemberian orang tua mungkin tidak cocok sehingga anak mencari nama.

Masyarakat memaknai kerewelan anak sebagai gangguan dari arwah keluarga, kakek, nenek atau leluhur sehingga harus memberikan nama kepada bayi seperti nama dari orang yang sudah meninggal tersebut. Kadang mereka harus ke "orang pintar" untuk meminta petunjuk supaya anak jangan rewel. "Orang pintar" sering mengatakan bahwa harus memberi nama kepada anak seperti nama kakek atau nenek yang sudah meninggal.

Para orang tua kerap gonta-ganti nama kepada si bayi dan saat tidak rewel lagi berarti nama tersebut sudah cocok dengan anak.

Ilo

Ilo artinya cedera atau keseleo pada persendian tulang. Saat balita mengalami demam, orang tua kerap mendiagnosanya telah na'ilo (gangguan pada sendi tulang) sehingga sakit. Biasanya mulai mengangkat balita dari sekitar bawah ketiak untuk menggendongnya. Mengangkat balita seperti itu menurut pemahaman masyarakat  akan  menyebabkan persendian bahu cedera dan demam.

Saat si anak mulai belajar duduk, berdiri atau jalan, kerap jatuh. Ketika anak mengalami demam pada fase pertumbuhan ini, orang tua sering menganggap akibatnya karena anak terjatuh dan keseleo pada tulang. Pada anak usia di atas 5 tahun pun demikian, orang tua sering menhubungkan demamnya dengan gangguan pada tulang.

Untuk mengatasi masalah ilo, orang tua meminta tukang urut untuk memijat dan mengurut badan si anak. Tukang urut akan memijat dan mengurut tubuh anak dengan sedemikian rupa secara perlahan bahkan kuat.

Setelah urut, anak malah mengalami demam (maninis ilo). Masyarakat menganggap demam pada anak setelah urut merupakan hal biasa menuju kesembuhan.

Honin mof

Honin mof artinya organ-organ dalam perut mengalami penurunan. Hal tersebut akibat dari si anak suka melompat-lompat sehingga bagian dalam perut mengalami penurunan atau melorot. Anak yang honin mof tidak memiliki nafsu makan .

Menangani masalah perut ini dengan tukang urut mengurut perut anak dari bawah ke atas beberapa kali. Mengurut perut seperti ini untuk mengangkat perut yang melorot (tnata honik).

Nakonon

Nakonon artinya bertambah besar atau tinggi. Para orang tua beranggapan bahwa anak demam atau diare merupakan tanda bahwa anak bertumbuh, bertambah besar.

Demam pada anak juga menjadi indikator pertumbuhan anak dari satu fase ke fase lain. Seperti dari merangkak ke berdiri atau dari berdiri ke berjalan. Orang tua menganggap anak demam atau sakit sebagai hal lumrah dalam pertumbuhan anak.

Slamat

Slamat merupakan ruam atau bintik yang muncul pada tubuh anak setelah mengalami demam. Saat anak mengalami slamat, tidak boleh memandikannya. Mengatasi slamat biasanya dengan memberi minum anak dengan rebusan daun asam atau kacang gude/turis.

Ote

Ote merupakan sabetan makhluk halus. Anak yang terkena ote mengalami demam dan muntah-muntah. Mengatasi ote biasanya dengan sumburan beberapa ramuan oleh dukun, orang tua atau salah satu keluarga.

Menguyah sepotong irisan tipis kulit pepaya, kulit srikaya/anonak, pucuk daun andong, genoak, sirih, pinang dan kapur. Setelah itu menyumburkan ramuan yang memerah tersebut ke kening dan badan anak. Sesudah menyumbur lalu menggosoknya agar membalur seluruh tubuh anak.

Keti

Keti artinya duduk bersama untuk mengaku dosa. Keti juga berarti suatu dosa atau kesalahan seseorang. Atoin Meto meyakini bahwa salah satu penyebab anak sakit karena adanya dosa atau kesalahan orang tua. Saat anak sakit, ayah dan ibunya harus naketi untuk mengakui kesalahannya. Lalu berdoa dan memohon pengampunan kepada Tuhan.

Penangkal roh halus dan santet

Salah satu penangkal roh halus agar tidak mengganggu anak-anak adalah menggunakan genoak dan bawang putih. Caranya menancapkan sepotong kecil rimpang ganoak dan bawang putih pada peniti lalu menyematkannya pada baju si anak di bagian dada. Ramuan ini juga bertujuan untuk menangkal serangan santet atau suanggi.

Te-te'e dan hae mese

Te-te'e merupakan jamur yang mengering di ranting pohon. Bagian bawah jamur berupa lubang-lubang kecil. Saat anak sudah berusia beberapa bulan, orang tuanya mengambil jamur kering dan menempel-nempelkan bagian bawah jamur tersebut ke lidah si anak.

Saat mengangkat jamur dari lidah anak akan menghasilkan bunyi dari rongga-rongga jamur. Hal ini bertujuan untuk merangsang anak agar belajar mengoceh dan berbicara.

Sementara hae mese adalah tanaman liar setinggi belasan centimeter. Hanya terdiri dari batang dan daun bundar sehingga terlihat seperti payung dengan 1 kaki (hae mese).

Menurut masyarakat, tumbuhan ini berkhasiat membantu anak dalam belajar merangkak hingga berjalan. Mereka biasa mengucak dan mengoleskan tumbuhan ini ke telapak kaki bayi.

Demikianlah beberapa hal seputar kesehatan dan perkembangan anak di Timor khususnya di kalangan Atoin Meto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun