Jika melintas di depan orang lain yang jaraknya sangat dekat, ucapan kepadanya au palmis nao la i (saya permisi lewat sini), au nao la i pa (saya lewat sini) atau au betah kit (saya tabrak Anda).Â
Au betah kit pa merupakan ungkapan merendah seolah kita yang melintas di depan orang lain menabraknya walaupun kenyataannya tidak demikian.
Bertegur sapa dengan orang lain juga saat menggunakan kendaraan melewati jalanan kampung. Kondisi jalan yang hanya sirtu tanah dan batu membuat kendaraan berjalan perlahan-lahan.
Alhasil ketika berpapasan atau hendak mendahului orang lain yang berjalan kaki maupun  berkendara, ada kontak sehingga kita harus tegur sapa.
Sapaan kepada orang lain saat berkendara juga seperti sapaan-sapaan dalam uraian di sebelumnya.Â
Selain menggunakan bahasa verbal juga menggunakan bahasa nonverbal seperti menganggukan kepala atau agak membungkuk kepada orang lain. Sapaan kepada orang lain juga bisa dengan membunyikan klakson kendaraan.
Balasan untuk tegur sapa dari orang lain yang melintas, mendahului atau berpapasan dengan kita yaitu neu (ayo), auba/auba pa (silakan), atau koenok (silakan).
Saat bertemu dengan orang yang akrab, kita juga bisa langsung berbasa-basi tanpa memberikan suatu sapaan kepadanya. Basa-basi itu seperti pertanyaan hom nao me? (kamu mau ke mana?), dst.
Kalau bertemu dengan orang lain lalu hanya diam atau tidak bertegur sapa, kita akan menjadi bahan gunjingan sebagai orang yang cuek serta tidak tau tata krama. Â Â