Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Permainan Kuti Kelereng dan Kayu Do'i Ajarkan Anak Berhitung

17 Maret 2023   19:20 Diperbarui: 17 Maret 2023   19:23 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potongan kayu panjang dan pendek dalam permainan kayu do'i. Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.
Potongan kayu panjang dan pendek dalam permainan kayu do'i. Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.

Do'i berasal dari Bahasa Melayu Kupang yang artinya ungkit atau cungkil. Kayu do'i artinya kayu ungkit atau cungkil. Seperti namanya, permainan kayu do'i yakni mengungkit sepotong kayu berukuran pendek di permukaan tanah menggunakan sepotong  kayu yang lebih panjang.  

Permainan ini biasanya sebagai permainan tim yang terdiri dari dua orang atau lebih. Salah satu tim sebagai pengungkit kayu dan tim lain sebagai penangkap kayu.

Ada beberapa tahapan dalam satu putaran permainan kayu do'i yaitu mengungkit dan melontarkan saja kayu pendek sehingga terlempar sejauh mungkin. Pada tahap lain, mencungkil kayu pendek dengan pelan sehingga sedikit terangkat lalu men-juggling di udara kemudian memukulnya dengan keras ke depan. Ada juga tahapan di mana pemain berdiri memegang kayu pendek dan menempelkan ke ujung kayu panjang lalu mengayunkannya sekuat mungkin ke depan.

Jika tim penjaga berhasil menangkap kayu pendek yang terlontar, mereka akan gantian menjadi tim yang mengungkit kayu. Kalau pemain salah mengungkit atau memukul kayu pendek tersebut, tim mereka akan gantian menjadi penangkap kayu.

Permainan kayu do'i juga menggunakan perhitungan poin. Perolehan poin dengan mengukur jarak lontaran kayu pendek dari tempat pemain berdiri ke titik jatuhnya. Pada tahap tertentu mereka mengukur jarak menggunakan potongan kayu yang pendek dan kadang mengunakan kayu pengungkit yang panjang tersebut.

Setiap 1 kali lipat kayu terhitung kelipatan poinnya. Jika jaraknya adalah 50 kali lipat kayu, poinnya juga 50 kali lipat. Poinnya bisa 1, 10, 50 atau 100. Perolehan poin juga dari jumlah juggling atau memainkan kayu pendek di udara menggunakan kayu panjang. Setiap kali juggling mendapat poinnya.

Tim yang berposisi sebagai penangkap kayu juga bisa mendapat poin dalam jumlah tertentu jika berhasil menangkap potongan kayu pendek yang terlontar dari lawan mainnya.

Begitulah sekilas tentang permainan tradisional kuti kelereng dan kayu do'i. Dari sekian banyak permainan tradisional, kedua permainan ini termasuk yang menggunakan sistem poin. Perolehan poin seorang pemain dalam permainan kuti kelereng bisa mencapai angka ribuan. Sementara perolehan poin dalam kayu do'i bisa menembus angka belasan hingga puluhan ribu.

Kedua permainan ini secara tidak langsung mengajarkan anak-anak terutama yang masih SD untuk berhitung. Mereka berhitung kelipatan suatu angka dan penjumlahan angka dari satuan, puluhan, ratusan hingga ribuan. Mereka menghitung tanpa menggunakan kalkulator atau alat bantu lainnya.

Anak-anak jika sering bermain permainan ini, kemampuan berhitung mereka akan terasah. Mereka tidak hanya mendapat kesenangan dari bermain kuti kelereng dan kayu do'i namun memperoleh kecerdasan dalam berhitung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun