Pada zaman dahulu di wilayah Soe, orang Belanda menanam pohon ini untuk kelahiran Ratu Beatrix pada 31 Januari 1938. Pohon ini kemudian akrab dengan sebutan pohon Beatrix.
Suasana sekitar pohon hening dan sepi. Di seberang jalan ada dua rumah model zaman dulu sedangkan bagian timur taman berupa hutan dan semak.Â
Ketika saya melihat prasasti berbahasa Belanda, serasa memasuki mesin waktu ke masa lalu. Seolah ada di Soe zaman dulu dan melihat orang Belanda menanam pohon tersebut.
Ah, imajinasi saya buyar dengan sampah plastik yang berserakan di sekitar pohon. Rerumputan liar tumbuh tak terpangkas. Tempat ini terkesan terlantar dan tak terurus.Â
Padahal dalam beberapa promosi wisata dan pemberitaan online, pohon Beatrix tertulis sebagai salah satu tempat wisata di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.Â
Pemerintah sebaiknya menata dan memperindah tempat wisata ini. Menanam bunga, membuat tempat duduk lebih banyak, memasang lampu hias dan lampu penerangan. Selain itu juga perlu memasang papan nama taman dan penunjuk arah ke tempat ini.Â
Semoga taman ini bisa menjadi tempat wisata sejarah yang kekinian dan populer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H