Pada suatu hari saat membantu seorang ibu mencuci piring dalam sebuah acara keluarga, tiba-tiba salah satu kerabat datang dan menyuruh saya berhenti. Dia mengajak saya bergabung dengan beberapa laki-laki yang sedang mendirikan tenda. Kata dia, biar perempuan saja yang mencuci piring.
Pada kesempatan lain saat sedang menyapu di halaman rumah, ada seorang yang melihat saya lalu bertanya bahwa anak-anak perempuan di rumah ini ke mana saja sehingga saya yang merupakan laki-laki ini harus menyapu. Pengalaman lainnya, suatu kali saat sedang mengiris sayur di rumah, ponaan saya yang perempuan datang dan meminta supaya dia saja yang mengiris sayur.
Beberapa cerita tersebut merupakan pengalaman saya ketika mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak, dan menyapu. Sebenarnya masih banyak pengalaman lain terkait perlakuan orang lain saat saya sebagai laki-laki harus melakukan pekerjaan rumah tersebut. Intinya saya sebagai laki-laki seolah-olah tidak boleh memasak, mencuci atau membersihkan rumah.
Apa salahnya laki-laki melakukan pekerjaan rumah tangga? Mengapa laki-laki seperti tidak boleh melakukan pekerjaan tersebut? Bagaimana jika laki-laki sampai mengerjakannya?
Dari sisi sosial budaya, sejak nenek moyang kita sepertinya sudah ada pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah rumah tangga. Laki-laki yang merupakan kepala keluarga bekerja mencari nafkah sedangkan perempuan yang merupakan ibu rumah tangga mengurusi segala pekerjaan dalam rumah. Pekerjaan untuk anak laki-laki dan anak perempuan pun demikian. Anak perempuan  memasak, mencuci, membersihkan rumah, dst. Anak laki-laki mengembala ternak, memanjat pohon untuk memetik buah atau daun, dst.
Bagaimana jika seorang laki-laki melakukan pekerjaan rumah yang identik dengan perempuan? Sebagian orang mungkin tidak akan mempercayai seorang laki-laki untuk memasak, mencuci atau membersihkan rumah. Orang mungkin masih meragukan hasil cucian atau masakan seorang laki-laki. Mereka memandang laki-laki sepertinya tidak bisa dan tidak biasa mengerjakannya sehingga hasilnya pun tidak akan bagus.
Seorang laki-laki ketika hendak bekerja beres-beres rumah juga mungkin merasa malu dan gengsian karena pekerjaan itu merupakan urusan perempuan. Laki-laki yang mengerjakan pekerjaan rumahan juga sering tak luput dari gosip bahkan olokan dari orang lain. Ada orang yang mengatakan laki-laki tersebut kayak perempuan saja.
Pekerjaan rumah tangga oleh laki-laki juga mendapat anggapan sebagai sesuatu yang memalukan buat perempuan di rumah tersebut. Masa laki-laki yang memasak dan mencuci? Memangnya perempuan (istri/ibu dan anak perempuan) tidak bisa mengerjakannya? Â
Menurut kebiasaan kita, pekerjaan rumah tangga memang adalah tugasnya perempuan namun tidak ada salahnya jika laki-laki juga turut mengerjakannya. Pekerjaan seperti memasak, menggoreng, mencuci, menyapu, menjahit dan lainnya sesungguhnya merupakan usaha untuk survive di rumah. Laki-laki pun harus bisa dan biasa melakukan berbagai pekerjaan domestik di rumah. Dalam situasi tertentu ketika si perempuan dalam sebuah rumah tangga tidak bisa memasak atau mencuci, si laki-laki harus bisa melakukannya sendiri.
Terkait pekerjaan rumah tangga ini, para orang tua khususnya ibu-ibu hendaknya mengajari anak-anaknya sejak dini untuk memasak, mencuci, menyapu, dll. Memberi anak laki-laki sebuah  tanggungjawab untuk melakukan pekerjaan rumah tangga tentu harus sesuai dengan tingkatan umurnya. Dengan mengajari anak laki-laki sejak dini, dia akan tumbuh sebagai laki-laki yang mandiri, serba bisa, bertanggungjawab dan survive dalam menghadapi berbagai perkerjaan di rumah.
Lelaki dewasa (ayah/anak) dalam sebuah rumah tangga juga harus bisa menurunkan ego laki-lakinya untuk dapat membantu menyelesaikan berbagai perkerjaan di rumah. Seorang istri/ibu juga hendaknya memberi kesempatan dan mempercayai suami atau anak lelakinya untuk melakukan suatu perkerjaan rumah tangga. Hasil pekerjaan oleh kaum laki-laki tersebut harus mendapat apresiasi dari perempuan. Â Â
 Â
Satu pesan dari tulisan ini yakni pekerjaan rumah tangga adalah suatu kemampuan untuk bertahan hidup di rumah. Kita sebagai laki-laki harus bisa dan biasa mengerjakannya. Pekerjaan rumah tangga tidak akan mengubah kelaki-lakian kita tetapi justru membuat kita semakin laki. Menjadi lelaki yang serba bisa, mandiri, dan romantis. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H