Bus Antar Kota dalam Propinsi (AKDP) jurusan Kupang-Kefa melaju kencang menyusuri liku-liku jalan trans Timor.Â
Lagu-lagu dansa khas Timor terus menghentak dari speaker-speaker di plafon bus. Para penumpang hanya terdiam di kursi masing-masing dan berayun-ayun seturut gerakan bus.
Sekitar tiga jam perjalanan menempuh 110 km dari Kota Kupang, ibu kota propinsi NTT, bus pun sampai di Kota Soe, Timor Tengah Selatan. Kota Soe yang berada di daerah ketinggian ini menyambut dengan hawa dingin menjelang malam.Â
Bus lalu menepi. Sopir, kondektur, dan beberapa penumpang turun kemudian menyebrang ke deretan lapak jualan di seberang jalan untuk berbelanja.Â
Ada penumpang yang turun untuk buang air di WC sewa yang ada di sebelah kiri. Saya hanya tetap duduk di bus sambil menatap ke luar dari balik kaca jendela.Â
Sopir dan kondektur tampaknya sedang berdiri di dalam kios kecil menikmati minuman panas dengan uap mengepul dari gelas. Ada penumpang yang membeli mie instan kemasan gelas dengan seduhan air panas.Â
Sementara itu bocah-bocah pedagang makanan ringan yang membawa keranjang mengerumuni bus untuk menawarkan jualan seperti jagung goreng, keripik, kacang goreng, soft drink, dll.Â
Di tepi jalan lajur sebelah juga terlihat satu bus dari Kefa, Timor Tengah Utara, sedang berhenti sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Kota Kupang.Â
Penumpang dari bus tersebut ada yang turun untuk berbelanja dan ada yang ke WC sewa untuk buang air. Sopir bus itu tampak duduk berselonjor di tepi jalan aspal sambil mengobrol dengan beberapa orang di depan busnya.Â
Belasan menit setelah kami berhenti, sopir kembali memacu bus menuju Kota Kefa yang masih 87 km perjalanan lagi.Â