Berita yang menyedihkan sekaligus memprihatinkan terkait perusahaan perkebunan sawit datang dari Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu, Propinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Sebut saja warga masyarakat Desa Lariang, Seperti yang dilaporkan Jurnalis-Bertasbih berkeluh kesah dikarenakan saat ini mereka tak bisa lagi melintas dan melewati perkebunan PT. Letawa karena akses jalan warga ditutup oleh perusahaan perkebunan yang merupakan salah satu anak perusahaan dari Astra Agro Lestari (AAL).
Salah seorang warga Desa Lariang yang tak ingin disebutkan namanya saat ditemui Jurnalistik Bertasbih di lokasi mengatakan warga saat ini tak bisa lagi melintas di jalan perusahaan kebun sawit PT. Letawa yang berlokasi di wilayah Kabupaten Pasang Kayu,, Provinsi Sulawesi Barat.
Manajer Kampanye dan Isu Lingkungan LSM Petani Center Sulbar, Dedi Sudirman Lasadindi saat dimintai tanggapannya terkait penutupan akses jalan tersebut mengatakan warga Desa Lariang dan sekitarnya saat ini mengalami kesulitan besar yang  berdampak secara signifikan kepada aktifitas warga sehari-hari yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi.
Dengan penutupan akses jalan tersebut mereka tak bisa lagi mengangkut hasil panen mereka yang melintasi kebun kelapa sawit sejak akses jalan tersebut ditutup oleh perusahaan PT. Letawa yang merupakan anak perusahaan dari Astra Agro Lestari (AAL) yang berlokasi di Desa Lariang,"
Sangat disayangkan tindakan yang dilakukan PT. Letawa yang mana tidak seharusnya dilakukan secara tidak manusiawi oleh pihak perusahaan bahkan  memberikan kepedulian yang tinggi kepada warga yang rata-rata menggunakan jalan tersmasih terbelakang secara ekonomi," ungkap Dedi.M
ereka tak tahu kemana seharunya menyampaikan aspirasinya terkait persoalan ini. Sebab bukan hanya masalah penutupan akses jalan tapi dikuatirkan akan menimbulkan masalah baru yakni intimidasi dan tekanan bagi warga di Desa Lariang.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Petani Center Iman Sadewa Rukka saat dikonfrmasi Jurnalis Bertasbih mengatakan bahwa nasyarakat Desa Lariang seakan takut dan cemas dengan untuk menyuarakan persoalan itu ke publik karena seringnya  mendapatkan tekanan dan intimidasi  dari orang tak dikenal .
Ia menjelaskan catatan LSM Petani Center - Indonesia bahwa konflik yang sudah menahun dan telah berlangsung bertahun-tahun lamanya antara warga masyarakat dengan  pihak perusahaan PT Letawa dan beberapa anak perusahaan dari AAL akan disuarakan dan diperjuangkan hingga tuntas
 oleh LSM Petani Center.
Jika persoalan ini tidak mendapatkan respon dari pihak perusahaan, maka LSM Petani Center akan berkoordinasi dengan WALHI dan Friends Of The Earth (FOA) Internasional untuk mendata selanjutnya mengajak warga yang dikriminalisasi, untuk melakukan pertemuan dengan pihak Buyers yang selama ini sebagai pemasok mengonsumsi minyak sawit terbesar yang di pasok oleh PT. Astra Agro Lestari (AAL).
"Kami berharap agar para Buyers internasional seperti P&G Corporatiin, Pepsi Co dan beberapa Buyers Global lainnya untuk memutuskan pembelian secara sepihak sehingga para pemasoknya tidak lagi melibatkan produk minyak sawit yang diprioritaskan oleh pasokan Astra Agro Lestari," tegasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H